Maulid Nabi SAW
Maulid Nabi SAW
Maulid Nabi SAW
Pengajian Rutin

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Kalamullah
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun." (Fathir: 28)

Sabda Nabi
“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. At Tirmidzi, dishahihkan Al Imam Al Albani)

Nasehat Salaf
"Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka." (Umar bin Abdul Aziz)
Rosulullah SAW Bersabda :"Barang siapa yang menyebut (berdzikir) kepada-Ku dalam kelompok yang besar (berjamaah), maka Aku (Allah) akan menyebut (membanggakan) nya dalam kelompok (malaikat) yang lebih besar (banyak) pula "(HR. Bukhari-Muslim)

Kisah Nabi Yahya dan Nabi Isa

Nabi Yahya dan Nabi Isa

Nabi Yahya

(Nama yang Diberikan Allah)

Yahya adalah putra Nabi Zakariyya. Kelahiran Yahya merupakan keajaiban. Sebab, kala itu Zakariyya sudah berusia lanjut. Tambahan pula, istrinya seorang yang mandul.

Harapan Seorang Ayah
Zakariyya sangat menginginkan anak. Tiada putusnya ia berdoa. Siang malam keinginan itu dipanjatkan. Memohon agar Allah berkenan memberinya keturunan.
Keinginan Zakariyya sangatlah beralasan. la ingin agar perjuangannya tidak terputus. Ada yang melanjutkan. Untuk itu, kehadiran anak sangat didambakan.
Harap-harap cemas. Demikian perasaan Zakariyya. Mungkinkah ia bisa punya anak? Padahal, usianya sudah mencapai sembilan puluh tahun. lni yang membuatnya cemas. Namun, ia yakin akan kekuasaan Allah. Jika Allah berkenan, apa pun bisa menjadi kenyataan. Termasuk memberinya seorang anak. lnilah yang membuatnya senantiasa berharap .

Keinginan punya anak semakin kuat.
Zakariyya menyadari perilaku Bani lsrail semakin menyimpang. Kejahatan terjadi di mana-mana. Dan itu tidak hanya dilakukan orang lain. Bahkan, keluarganya juga banyak yang berbuat kemungkaran.
Celakanya lagi, keburukan Bani lsrail bertambah parah, mereka semakin berani. Keburukan tidak lagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Di tempat-tempat umum pun kemaksiatan sering kali terjadi. Tak ada lagi rasa malu. Lambat laun keburukan dipandang wajar. Pelanggaran agama sudah dianggap biasa. Keimanan Bani lsrail kian luntur. lnilah yang membuat kemaksiatan semakin merajalela.
Zakariyya sangat prihatin. Keadaan Bani lsrail membuatnya sedih. Kebu¬rukan sudah terlihat di depan mata.

Padahal, ia masih ada. Bagaimana jadinya kalau ia sudah tiada. Bukankah sewaktu-waktu ajal bisa saja tiba? Siapa yang akan menjadi pelanjut? Siapa yang akan memimpin Bani lsrail? Anak belum punya umur sudah tua. Saat mengurus Maryam, hati Zakariyya agak terhibur. Suatu ketika, ia sempat tercengang. Dengan mata kepala sendiri, ia melihat mukjizat Ada banyak buah-buahan terhidang di dekat Maryam. Sungguh tidak ada yang mustahil bagi Allah. Yakin jika Allah berkenan, keinginannya pasti terwujud harapannya kembali tumbuh .

Akhirnya Menjadi Kenyataan
Pada malam nan gelap, orang-orang sudah tertidur lelap, hanya suara binatang malam yang sesekali terdengar. Di dalam mihrab, terlihat seseorang. Ternyata, orang itu adalah Zakariyya.
Zakariyya terlihat khusyuk beribadah. Dalam hatinya, ada satu keinginan kuat ingin punya anak. Satu-satunya harapan ada pada Allah. Dialah tempat bergantung semua makhluk.
Usai memanjatkan puja dan puji, segera ia bermunajat. Dengan penuh keyakinan, dipanjatkannya doa. Suaranya samar-samar terdengar.

“Ya Allah, kepadamu hamba mengadu. Sudilah Engkau memberiku seorang putra. Putra yang akan menjadi pelanjut kenabian keluarga Ya’qub. Putra yang akan memimpin Bani lsrail, hamba khawatir dengan masa depan Bani lsrail. Bagaimana nasib mereka sepeninggal hamba. Siapa yang akan menjadi penerang hidup mereka. Ya Allah, tubuh hamba sudah lemah. Tulang-tulang sudah rapuh. Rambut sudah menyala dengan uban. Selain itu, istri hamba seorang yang mandul, hamba tiada berputus asa. Dengan kuasa-Mu, semua tak mustahil. Sudilah Engkau berkenan memberi hamba seorang anak. Anak yang saleh. Anak yang akan melanjutkan perjuangan hamba. Ketulusan dan kesabaran pada akhirnya membuahkan kenyataan. Doa Zakariyya didengar. Permohonannya diperkenankan. Allah mengabulkan keinginannya.
Suatu hari, Allah mengutus malaikat Jibril. Jibril ditugasi untuk menyampaikan pean kepada Zakariyya.
“Hai, Zakariyya, aku akan menyampaikan kabar gembira. Kau akan punya anak. Anak ini akan diberi nama Yahya. Yahya adalah anak yang saleh. Yahya akan membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Yahya akan menjadi pemimpin yang diteladani. Yahya akan diangkat menjadi nabi.”
“Ya Tuhan, bagaimana bisa? hamba ini sudah tua. lstri hamba Juga mandul tanya Zakariyya dengan takjub dan penasaran.
“ltu mudah saja bagi-Ku, dulu juga kau tiada. Lalu, Kuciptakan kau. Dan kau pun ada.”
“Ya Tuhan, berilah hamba suatu tanda. Dengan tanda itu, hamba tahu kalau istri hamba telah hamil.”
“Baiklah, kau akan Kuberi tanda. Kau tidak akan bisa berbicara dengan orang lain selama tiga hari. Kau hanya bisa berbicara dengan bahasa isyarat. Jangan lupa, sebuah nama-Ku sebanyak mungkin. Bertasbihlah kepada-Ku setiap pagi dan petang.”

Yahya Berarti Hidup
Harapan menjadi kenyataan. Seorang bayi mungil telah lahir, wajahnya tampan menawan. Sesuai firman Allah, bayi ini kemudian diberi nama Yahya. Lengkapnya, Yahya bin Zakariyya. Sebelumnya, tak ada seorang pun yang punya nama Yahya.

Yahya berbeda dari kebanyakan anak lainnya. Dalam usianya yang masih kanak-kanak, Yahya sudah menunjukkan kecerdasannya. Yahya dikaruniai ilmu dan hikmah. Wawasannya sangat luas.
Sikap dan perilaku Yahya sangat santun. Sayang kepada yang kecil dan hormat kepada yang besar. Kepintaran tak membuatnya sombong. Yahya disukai banyak orang.
Yahya tak pernah durhaka kepada orangtua. Sejak kanak-kanak, ia meneladani kebiasaan baik sang ayah. Tak mengherankan kalau dalam usianya yang masih belia, Yahya sudah rajin beribadah. Tiada hari tanpa ibadah. Siang malam tak pernah sepi da ri berzikir.
Yahya sangat rajin belajar, hanya dengan belajar, ilmu didapat. Dari sang ayah, Yahya banyak belajar. wajar kalau Yahya kemudian dikenal sebagai orang yang alim. Yahya sangat menguasai permasalahan agama. lsi kitab Taurat hafal di luar kepala.
Banyak orang Bani lsrail yang bertanya. Setiap pertanyaan selalu dijawabnya dengan tegas. Yahya tak pernah ragu membuat keputusan. Sikapnya sangat berani. Tak takut akan celaan, tak takut akan ancaman. Kebenaran harus disampaikan walau terasa pahit. Oleh karena itu, tak jarang ia mendapat tantangan dari para penguasa.

Berhadapan dengan Penguasa
Yahya tinggal di Palestina. Di tempat itu, ia melanjutkan tugas sang ayah. Yahya menjadi pemuka agama. la berdakwah kepada Bani lsrail yang tinggal di Palestina.
Kala itu, negeri Palestina berada di bawah kekuasaan Romawi. Palestina dipimpin oleh seorang raja bernama Herodus.
Yahya berpindah ke padang pasir Judea. Berpakaian sangat sederhana. la hanya mengenakan jubah yang terbuat dari bulu unta, makan pun seadanya. Di sana ia menyampaikan ajaran-ajarannya. Ceramah-ceramahnya sangat berkesan. Kata-katanya menarik perhatian banyak orang. Tak heran kalau orang-orang berdatangan. mereka rela berjalan jauh untuk mendengarkan nasihat-nasihat Yahya.
Suatu ketika, negeri Palestina gempar. Pasalnya, Raja Herodus ingin mempersunting Herodia. masalahnya, Herodia adalah anak saudaranya sendiri. Dan itu tidak dibolehkan. Sang raja dimabuk cinta. la sangat tergila-gila kepada Herodia. Sepertinya ingin segera menikahi gadis cantik itu.
Lamaran disambut baik, keluarga Herodia tak menyia-nyiakan kesempatan. Maklum, yang melamar adalah raja, punya banyak harta dan sangat berkuasa. Hidup dijamin senang dan aman. lngin ini dan itu, tinggal suruh. Lagi pula, tak akan ada yang berani mengganggu.
Semua anggota keluarga sepakat mereka setuju dengan rencana pernikahan itu. Hanya seorang yang lantang menolak. Dialah Yahya. la sangat menentang rencana pernikahan itu. Menurutnya, rencana pernikahan itu harus dibatalkan. Sebab bertentangan dengan aturan yang ada.
Yahya benar-benar pemberani. Tanpa rasa takut ia mengeluarkan fatwa. lsinya mengharamkan pernikahan itu. Pernikahan Herodus dan Herodia tak boleh dilaksanakan. Sebab menikahi keponakan tegas-tegas diharamkan.
Penduduk Palestina heboh. Rencana pernikahan Herodus dan Herodia menjadi buah bibir. Orang-orang ramai mempergunjingkan pernikahan itu. Lebih menghebohkan lagi ialah fatwa yang dikeluarkan Yahya. Fatwa yang mengharamkan pernikahan itu hangat dibicarakan orang. Ada yang mendukungi ada yang menentang. Banyak pula yang memUji keberanian Yahya. Namun, tak sedikit pula yang mence¬anya.
Dari mulut ke mulut, orang membicarakan fatwa itu. Di sawah dan di warung orang ramai membicarakannya. Tak heran kalau fatwa itu segera tersebar.

Mati Dipenggal
Tersebarnya fatwa itu membuat Herodia gusar. Herodia sangat marah ke¬ada Yahya. Fatwa itu dianggap menghalangi cita-citanya. Herodia memang berambisi menjadi ratu. Bahkan, jauh-jauh hari Herodia sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Selain itu, Herodia juga merasa dipermalukan. Fatwa itu dipandang telah mencoreng kehormatannya. la menjadi sorotan banyak orang. Selain itu, ia khawatir kalau-kalau Herodus akan terpengaruh. Bukan tidak mungkin Herodus terpaksa membatalkan rencana pernikahan dengannya. Herodia sangat marah. Maka, ia pun tidak tinggal diam. Segera ia menyusun rencana. la akan membujuk Herodus untuk segera melangsungkan pernikahan. Apa pun akan ia lakukan. Termasuk menggunakan kecantikannya.

Suatu hari, Herodia berdandan habis-habisan. Kecantikan semakin terlihat, siapa pun yang melihat pasti berdecak kagum. Segala aksesoris ia pakai. Tak tanggung-tanggung, ia juga mengenakan pakaian yang sangat tipis. Pada saat yang ditentukan, Herodia mendatangi Herodus. Kedatangan si cantik Herodia tentu saja membuat Herodus terpana.
“Sayang, ada apa? Tak biasanya Dinda datang kemari. lni pasti ada kepentingan mendesak. Katakan saja apa keperluan Dinda. Jangan ragu. Dengan senang hati, Kanda akan melakukan semua permintaan Dinda.”
Herodia merasa tersanjung. Bibirnya menyungging senyum. Berkatalah ia dengan sikap anggun.
“Benarkah apa yang dikatakan Kanda?”
“Tentu saja. Masa Kanda bohong?”
“Dugaan Kanda memang benar. Dinda datang bukan tanpa tujuan. Ada satu permintaan yang ingin Dinda sampaikan. ltu pun kalau Kanda berkenan. Permintaan Dinda tidaklah sulit”
“Katakan saja. Jangan sungkan.”
”Begini, Kanda. Nama kita dipergunjingkan. Kehormatan kita menjadi cercaan orang banyak. Semua membicarakan perihal rencana pernikahan kita. Gara-garanya fatwa yang dikeluarkan si Yahya keparat. Yahya telah merusak rencana pernikahan kita.”
“Lalu, apa usul Dinda?”
“Dinda mohon sudilah Kanda menghukum si tukang usil itu. mohon kepala si Yahya dipancung. Dinda akan merasa senang dihadiahi kepala Yahya. Dinda harap Kanda tidak berkeberatan.”

Herodus memang sedang dimabuk cinta. Kecantikan Herodia membuatnya pikirannya buta. la sangat tergila-gila. Hatinya begitu terpikat. Cinta membuat Herodus tak kuasa menolak. Seperti kerbau dicocok hidung, herodus menuruti saja keinginan jahat Herodia. Sang raja benar-benar bertekuk lutut.

Herodus tak lagi menggunakan akal sehat. Hatinya sudah tertawan. Herodus kemudian mengirim pasukan. Pasukan ini ditugasi untuk membunuh Yahya.

Dan dalam suatu penggerebekan, Yahya berhasil ditangkap. Kepalanya kemudian dipenggal. Yahya wafat bersimbah darah, mayatnya dikebumikan di masjid Umayyah di Syiria.

Pemimpin pasukan membawa kepala Yahya. Kepala yang masih berlumuran darah itu kemudian diserahkan kepada Raja Herodus. Selanjutnya, Herodus mempersembahkan kepala itu kepada calon istrinya, Herodia. Mata Herodia berbinar-binar, mulutnya menyungging senyum iblis. Herodia menerima kepala Yahya dengan bangga. Betapa puas hatinya melihat persembahan calon suaminya. Sungguh mengenaskan.Rintangan telah disingkirkan. Tak lama lagi, Herodia akan menjadi ratu. Tinggal menunggu waktu. Tak sadar bahwa dosa besar baru saja diperbuat. Dosa yang akan mengundang laknat Allah.
Balasan pun datang. Herodes dan Herodia pun mati, mayat mereka sangat mengenaskan. Rusak tertimbun longsoran tanah.

—oOo—

Nabi Isa

(Ajaib Lahir Tanpa Ayah)

Isa adalah keturunan Nabi Daud. lsa termasuk nabi Bani lsrail yang sangat berpengaruh. Tahun kelahirannya menjadi dasar perhitungan kalender masehi.’
lsa lahir dari seorang ibu bernama Maryam. Maryam adalah seorang istri yang salehah. la sangat rajin beribadah. Siang malam tak pernah terlewatkan untuk beribadah. Hampir setiap hari ia berada di mihrab.
Suatu ketika saat Maryam berada di Baitul maqdis, datanglah malaikat Jibril. Jibril menemui Maryam di mihrabnya. Kaget bukan main. Kok, tiba-tiba ada laki-laki yang masuk. Jangan-jangan hendak berbuah jahat.
Namun, kemudian Jibril memberi penjelasan. Bahwa ia adalah malaikat yang diutus Allah. Ada kabar yang akan disampaikan kepada Maryam.
“Engkau ini wanita pilihan. Allah telah menyucikan engkau. Engkau memiliki kelebihan dibandingkan dengan wanita lain.” Jibril berkata.
Mendengar itu, Maryam hanya terdiam. Ia tak berkomentar.
“Allah, lanjut Jibril, akan memberimu seorang putra. Nama putramu ialah lsa. Kelak, ia akan menjadi orang besar.”
Heran, kaget, dan bangga. Heran sebab ia belum menikah. Mana mungkin ia melahirkan. Kaget sebab punya anak tanpa nikah bisa bermasalah. Nanti apa kata orang? mereka pasti menuduh yang bukan-bukan. Bangga sebab dari rahimnya akan lahir seorang nabi.
“Tuhan, bagaimana mungkin aku punya anak. Hamba belum pernah berhubungan dengan seorang pun lak-laki.
Keraguan Maryam terjawab. Jibril menegaskan bahwa semua itu mudah saja bagi Allah. Jangankan menciptakan seseorang tanpa ayah, menciptakan seseorang tanpa ayah dan ibu pun mudah saja. Buktinya, Adam. Adam lahir tanpa ayah dan ibu.
Jibril paham akan kebingungan Maryam. Lalu, ia pun berkata, “Jika berkehendak, Allah hanya mengucapkan kun (jadilah). Maka, yang dikehendaki-Nya pasti ter jadi.
Kehendak Allah tak bisa ditolak. Maryam pun akhirnya hamil. Kandungan semakin membesar. Maryam merasa bingung. Tak tahu apa yang harus dilakukan.
Apa kata orang nanti. Maryam bergidik. Betapa ia harus menanggung malu. Bagaimana menghadapi masyarakat? Maryam, kok, hamil. Kapan menikah? mana suaminya? Atau jangan-jangan hamil di luar nikah?

Kelahiran yang Menakjubkan
Jangan sampai orang-orang tahu. Kalau ketahuan, bisa berabe. Cemoohan akan bermunculan. Hinaan akan datang bertubi-tubi. Maryam bergidik membayangkan semua itu. Hatinya sangat nelangsa. merasa tak akan tahan menghadapi semua itu.
Akhirnya, Maryam membuat satu keputusan. la harus pergi. Lalu, ia meninggalkan Baitul maqdis. Entah ke mana. Yang penting jauh dari orang banyak, menyepi jadi pilihan.
“Malang nian nasibku,”keluh Maryam.
Kandungan kian hari kian membesar. Saatnya melahirkan. Perut Maryam terasa mulas-mulas. Bibir meringis menahan sakit. Kemudian, ia bersandar pada sebuah pohon kurma. Jabang bayi pun terlahir.
Kesakitan dan kesedihan datang silih berganti. Beban hati dirasa teramat berat Maryam merasa tidak kuat “Andai aku mati saja,”ujar Maryam lirih. “Tentu aku dilupakan orang-orang.”
Jibril kembali. Kali ini, ia datang menghibur.
“Maryam, jangan bersedih. Di bawahmu ada sebuah anak sungai. Nah, pohon kurma ini bisa kau goyang-goyang. Buahnya akan berjatuhan.”
Hati Maryam sedikit terhibur, meskipun tubuhnya masih terasa sakit dan lemah. Paling tidak, makanan dan minuman tersedia. Tak perlu repot-repot mencari.
Tubuh maryam kembali segar. Tenaganya pulih. Air susunya keluar. Tak perlu khawatir lagi dengan si kecil. Sekarang Si kecil bisa menetek. Tak terbayang, bila tak ada makanan dan minuman. Bisa mati kelaparan.
“Jika engkau bertemu dengan orang¬orang,” lanjut Jibril, “jangan hiraukan
ocehan mereka. Katakan saja bahwa engkau sedang puasa bicara.”

Membela Sang Ibu
Setelah merasa cukup kuat, Maryam pulang. Si kecil lsa tak ketinggalan. Apapun yang terjadi, ia harus siap. Tak mungkin ia terus mengasingkan diri. Bagaimanapun ia harus kembali.
Penduduk kampung kaget. Heran melihat Maryam datang. Lama pergi, kok, kembali bawa anak.
“Maryam, anak siapa itu?” tanya seseorang sambil mengerutkan kening.
Maryam tak menyahut. la hanya diam seribu bahasa. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.la melakukan aksi tutup mulut.
“Hai, maryam! Jawab, dong. Anakmu, bukan?”
“Kapan kau menikah? mana suamimu?” hardik yang lain.
maryam tetap bungkam. mulutnya tetap terkunci. la tak menjawab. Hardikan orang-orang tidak ditanggapi.
Orang-orang kesal, mereka merasa dilecehkan. Ditanya, kok, diam saja. lni pasti ada apa-apanya.
“Hahaha … , aku tahu, Maryam pasti hamil di luar nikah. Maryam punya anak haram. Kukira kau gadis baik-baik. Rajin beribadah. Rajin berdoa. Eh, ternyata kau ini perempuan kotor.”
“Ya, kau diam saja. Pasti kau telah berbuat tak senonoh.”
“Kau telah menodai diri, ya? Kehormatan keluarga kau rusak. Teganya. Kau ini keturunan orang baik-baik.”
Sedih bukan main. Tuduhan-tuduhan itu membuat hati maryam terasa sa¬ngat perih. Seakan diiris-iris pisau.lngin rasanya menjawab semua hinaan itu.
Tapi, ia teringat akan pesan Jibril. Jangan bicara apa-apa.
Maryam kemudian memberi isyarat. la memunjuk kepada bayi yang digendongnya.
Orang-orang tambah geram, mereka merasa tak dianggap. “Dari tadi, Maryam tak menjawab. Eh, sekarang malah nyuruh berbicara dengan bayi. Bayi, kan, nggak bisa ngomong. mana mungkin bisa menjawab.”
“Maksud kamu apa?” seseorang membentak.
”Masa kami disuruh bertanya kepada bayi. Yang benar aja,” seseorang menyambung dengan nada geram.
“Heh, maryam, kamu jangan ngawur!”
“Rupanya kamu sudah gila, ya.” Maryam diberondong umpatan.
Hinaan datang siling berganti. Namun, ia tetap diam seribu bahasa. Sementara itu, jarinya masih menunjuk ke arah sang bayi.
Tiba-tiba, mereka terhenyak. Kaget bukan main. Pasalnya, bayi yang ada digendongan Maryam bersuara. Padahal, bayi itu masih sangat kecil. Tak mungkin bisa berbicara.
“Aku ini hamba Allah. Allah mengangkatku sebagai nabi. Allah memberiku Kitab lnjil. Aku diberkahi di mana pun aku berada. Allah menyuruhku shalat, zakat, dan berbakti pada ibuku.”
Orang-orang melongo. Seakan tak percaya dengan yang baru didengarnya. mereka saling pandang. Sorot mata me¬reka menunjukkan keheranan.
Kejadian itu cepat menyebar. Ada bayi bisa bicara. Berita ini merebak dengan cepat seluruh kampung jadi tahu.
“Nggak mungkin bayi bisa ngomong,” kata seseorang.
“Tapi, itu kenyataan. Banyak yang menyaksikan. ”
“Jelas itu mukjizat”
“Tentu saja. Lagi pula, Maryam itu gadis suci. Tak mungkin berbuat nista, wanita pilihan pasti melahirkan anak pilihan”

Citra Maryam membaik. Orang-orang tak lagi menghinanya. Bahkan, kini mereka bersikap ramah. Bahkan, tak sedikit pula yang mau mengasuh bayinya. Maryam sangat terhibur. Hatinya bersyukur. Segala cemoohan telah terkubur. la merasa mujur. Sungguh nikmat Allah itu tiada terukur.

Pergi ke Mesir
Saat lsa dilahirkan, negeri Palestina dipimpin oleh Herodus. la seorang raja yang sangat bengis. Tindakannya terke¬nal sangat kejam. Tak sedikit rakyat yang menjadi korban.
Herodus tak hanya menjadi raja. la juga mengangkat diri sebagai hakim utama. Kata-katanya adalah hukum. Siapa pun yang membangkang, pasti diadili. Banyak sudah yang dihukum mati.
melihat gelagat kurang beres, Maryam meninggalkan Palestina. Maryam pergi ke mesir bersama lsa. mereka ditemani oleh seorang sepupu bernama Yusuf An-Najjar.
Dua belas tahun mereka tinggal di mesir. Ada kabar bahwa Raja Herodus sudah mati. Maryam memutuskan untuk kembali. Maryam, lsa, An-Najjar, dan orang-orang beriman kembali lagi ke Palestina.

Resmi Menjadi Nabi
Tanda-tanda kenabian sudah tampak. Banyak kelebihan yang menonjol pada diri lsa. Sejak kecil, akhlaknya sangat baik. Jujur, santun, suka menolong. Banyak orang yang suka kepadanya.
lsa tak suka berhura-hura. Nyaris tak pernah bermain, hal-hal yang tak bermanfaat tak pernah diperbuat. Sehari-hari ia habiskan bersama ibunya. Belajar dan terus belajar.
Di bawah bimbingan sang ibu, lsa tumbuh berkembang. Setiap hari tak pernah lalai beribadah. Akhlaknya terbina sangat baik. Sejak kecil lsa selalu bersikap jujur dan adil. Keberaniannya sangat menonjol. la suka menolong sesama. Sekali pun tak pernah menyakiti orang lain.
lsa memang istimewa. Banyak kelebihan yang dimilikinya. Misalnya, saat berkumpul dengan anak-anak sebaya. la bisa menyebutkan makanan yang ada di rumah temannya. Padahal, ia belum pernah ke sana.

Menginjak remaja kelebihannya semakin menonjol. Penguasaan agamanya sangat baik. Seringkali ia berdebat dengan para pendeta. Tak jarang mereka dibuatnya bungkam. Padahal, para pendeta itu sudah banyak makan asam garam. Banyak ilmu dan pengalaman. Heran, dari mana lsa mengetahui semua itu.
Menginjak usia tiga puluh tahun, lsa diangkat menjadi nabi. Saat itu, ia berada di Bukit Zaitun. malaikat Jibril datang. Jibril menemui lsa seraya menyampaikan wahyu.
lsa menerima tugas berat. la mengemban amanah kenabian. Artinya, ia harus menyampaikan risalah. Berdakwah menjadi keharusan. la dikaruniai Kitab lnjil. lsinya membenarkan dan melengkapi kitab sebelumnya, Taurat.
Mengemban tugas kenabian tidaklah gampang. Pasti menemui banyak tantangan. Apalagi, yang dihadapi itu Bani lsrail, mereka banyak melakukan penyimpangan. Dosa sudah menjadi kebiasaan. Orang-orang menganggapnya sebagai kewajaran.
Parahnya, para pendeta tak bisa diandalkan. Bahkan, mereka cenderung membiarkan kemaksiatan. mereka tak segan-segan mengubah ketentuan, halal menjadi haram, haram menjadi halal.

Beberapa Mukjizat
Tugas dakwah begitu berat Bani lsrail sangat bandel, mereka keras kepala. Tak hanya dari rakyat biasa, tantangan pun datang dari kalangan pendeta. Banyak pend eta yang tak senang dengan dakwah Isa. Pasalnya, pengaruh mereka jadi berkurang. Otomatis penghasilan mereka pun ikut berkurang.
Tantangan begitu kuat Perlawanan semkin hebat Perlu ada mukjizat masudnya supaya Bani lsrail bungkam. Tak berkutik menghadapi kebenaran lsa.
Pada satu kesempatan, lsa membawa tanah liat dari tanah itu, ia membuat burung-burungan. Setelah berbentuk, burung-burungan itu ditiup. Aneh bin ajaib. Burung-burungan itu berubah. la menjadi burung sungguhan. Banyak orang ternganga. Takjub melihat kehebatan itu, mereka berdecak kagum.
Pernah lsa didatangi oleh dua orang. Yang satu tunanetra, sedang yang satunya lagi berpenyakit kusta. Orang pertama mengalami kebutaan sejak lahir. Sedangkan, keadaan orang yang berpenyakit kusta itu sangat memprihatinkan. Penyakitnya sudah sangat parah. Tubuhnya tampak menjijikkan.

Berkat izin Allah, orang buta itu bisa melihat kembali, matanya sembuh seperti sediakala. Begitu pun dengan orang berpenyakit kusta. Penyakitnya sirna. Tak ada sedikit pun bekas-bekasnya.
Namun, ada yang lebih menghebohkan lagi. Ketika itu lsa bermaksud menunjukkan mukjizat yang lain.la akan menghidupkan orang mati. Kemudian, ia memanggil dan mengusap si mati. Alhasil, berkat izin Allah, orang mati itu hidup bisa kembali.
Mukjizat-mukjizat itu disaksikan banyak orang. Bahkan, menyebar begitu cepat, orang-orang ramai membicarakan kehebatan lsa.
Memang ada yang beriman. Tapi, kebanyakan Bani lsrail tetap kafir. Orang-orang kafir ini kemudian bersekongkol, mereka mengadakan kesepakatan rahasia dengan para pendeta. Mereka setuju untuk memusuhi Isa.
Pokoknya, lsa harus dikucilkan. Tak seorang pun boleh mendekatinya, kata para pendeta Bani lsrail.
Para pendeta itu merasa sebal, hati mereka sangat geram. Mereka menganggap lsa sebagai saingan sekaligus sebagai halangan. Pengaruh mereka mulai terkikis. Pemasukan mereka pun menipis. Semua itu gara-gara dakwah lsa.
Yang beriman kebanyakan dari kalangan orang miskin, mereka tak punya pengaruh di masyarakat. Kendati demikian, lsa mempunyai beberapa murid yang hebat. Jumlah mereka ada dua belas orang. Mereka kemudian terkenal dengan sebutan Hawariyyun, mereka sangat setia kepada lsa.
Ke mana pun lsa pergi, hawariyyun pasti turut serta. Pelosok-pelosok di jelajah. Daerah-daerah terpencil didatangi, mereka membantu dan membela lsa dengan ikhlas.

Hidangan dari Langit
Masalah selalu saja ada. Dakwah banyak mengalami kesulitan, halangan dan rintangan kerap kali datang menghadang. Pun yang dialami lsa dan sahabat-sahabatnya.
Dalam suatu perjalanan, lsa dan para pengikutnya dsampai di sebuah padang pasir. Gersang, kering, dan panas, masalah pun timbul. Rombongan kehabisan bekal. Setiap orang merasa sangat lapar dan haus. Perut keroncongan, kerongkongan kering. Tubuh terasa lemas.
Para pengikut lsa mulai mengeluh, mereka mulai berkata macam-macam,
“lsa, apakah tuhanmu tak kuasamemberi kami hidangan dari langit?” celetuk seseorang dengan nada kesal.
“lya, tolonglah kami. Kami. sangat lapar dan haus,” timpal yang lain.
“Bertakwalah kepada Allah! Kalian jangan minta yang macam-macam,”jawab lsa dengan sabar.
“Bisa, nggak? Tuan, kan, nabi. Masa minta makanan saja nggak dikabulkan. Kami lapar, nih.”
“Aku ini rasul Allah. Apa kalian ragu?”
“Bukan begitu. Kami hanya tak kuat menahan lapar.”
Permintaan mereka dipenuhi. lsa kemudian berdoa. la memohon agar Allah menurunkan hidangan dari langit
“Akan Kukabulkan,” jawab Allah.
“Namun, jika ingkar, kalian akan Ku azab. Azab sangat berat yang belum pernah ditimpakan kepada siapa pun.”

Pengkhianatan Seorang Murid
Lambat laun dakwah lsa mendapat sambutan. Satu per satu Bani lsrail menyatakan diri beriman. Semakin hari, pengikut lsa semakin banyak. Keadaan ini tentu saja menggembirakan. Dakwah mereka tak percuma.
Namun, ada pihak lain yang merasa dirugikan, mereka adalah para pendeta dan pemuka Bani lsrail. Pengaruh mereka semakin memudar. Kata-kata mereka tak lagi didengar. Oleh karena itu, mereka sangat gusar. Kemarahan mereka kian besar.
Puncaknya, mereka membuat rencana jahat mereka berencana untuk melenyapkan para pengikutnya.
Rencana pun diatur. Beberapa orang diutus, mereka ditugasi untuk meminta bantuan kepada pemerintah Romawi. Di hadapan raja yang berkuasa, mereka memfitnah. Dikatakan bahwa lsa dan para pengikutnya punya makar, mereka akan menggulingkan kekuasaan raja.
Spontan saja, raja murka, mukanya merah padam. Berita itu membuatnya marah besar. Kemudian, raja mengumpulkan para pembantunya, mereka membahas laporan para pendeta dan pemuka Bani lsrail tadi.
“Tak seorang pun boleh menggoyang kekuasaanku, teriak raja. Siapa pun yang berani macam-macam, akan kuhajar. Termasuk lsa dan para pengikutnya, mereka harus ditangkap.”

Hasutan berhasil. Para pendeta dan pemuka Bani lsrail sangat gembira. Usaha mereka tak sia-sia. Bahkan, salah seorang dari mereka mengemukakan sebuah usul yang sangat keji.
Yang mulia, sebaiknya lsa dibunuh saja. Jika hanya ditangkap, nanti para pengikutnya akan memberontak.
Usulan itu diterima. Raja segera menyusun rencana. Tentara pilihan dikumpulkan, mereka diperintah untuk membunuh lsa.
Para pendeta dan pemuka Bani lsrail kemudian pulang, hati mereka sangat senang. Rencana mereka berjalan mulus. Sebentar lagi, lsa akan dihabisi.
Namun, rencana pembunuhan itu terendus. Ada seorang pengikut lsa yang mengetahuinya. Segera saja rencana itu dilaporkan kepada lsa.
Maka, lsa pun berusaha menyelamatkan diri. Segera saja ia pergi. Kini, ia hidup berpindah-pindah. Dari satu tempat ke tempat lain. Sampai akhirnya, lsa bersembunyi di suatu tempat. Untuk sementara waktu,lsa aman. Tempat persembunyiannya tak diketahui. Namun, tentara Romawi terus mencari, mereka tak akan kembali sebelum lsa ditemukan.
Masalah kemudian muncul. Ada salah seorang murid lsa yang membelot, Yudas terbujuk oleh iming-iming hadiah. Yudas dijanjikan uang tiga puluh dinar. Syaratnya, Yudas harus memberitahukan tempat persembunyian lsa.
Yudas berkhianat, tempat persembunyian lsa dibocorkan, mendengar informasi itu, tentara Romawi langsung bergerak. Yudas menjadi penunjuk jalan, mereka menuju ke tempat persembunyian lsa.
“Tuan-tuan harus menjaga jarak,” saran Yudas. “Jangan terlalu dekat. Jangan sampai ada hal-hal yang mencurigakan. Bersikaplah wajar. Jika ketahuan, lsa bisa kabur. Akan susah lagi mencarinya.”
Di depan, Yudas berjalan. Langkah kakinya sangat hati-hati. Beberapa puluh meter di belakang, tentara Romawi berjalan. Juga turut serta beberapa orang pendeta dan pemuka Bani lsrail.
Tiba di tempat, Yudas langsung bertindak. la menyergap. Pintu didobrak. Tempat persembuyian lsa digeledah. Orang-orang yang ada di dalam terkejut, para pengikut lsa itu kaget bukan main. Kedatangan Yudas ini di luar kebiasaan. Ada gelagat tak beres.

“Lari, lari, bersembunyi, selamatkan diri masing-masing!” Para pengikut lsa berteriak satu sama lain. mereka saling mengingatkan. Apalagi, setelah tentara Romawi berdatangan, mereka ketakutan, mereka berhamburan. Lari tak keruan, tak jelas arah dan tujuan.
Sejurus kemudian, tentara Romawi sampai. Pintu sudah terbuka, mereka menyerbu masuk, mereka langsung membentak-bentak.
“Diam di tempat! Jangan bergerak!“ bentak komandan pasukan. “Segera geledah tempat ini!”
Tentara menyebar, mereka menggeledah tempat persembunyian.
“ltu dia, lsa ada di sini!” teriak seorang tentara. Yang lain segera mengepung lokasi. Orang itu pun ditangkap dan digelandang.
Anehnya, yang ditangkap menyangkal. la meronta-ronta, mulutnya tak berhenti berteriak.
“Aku bukan lsa, Aku bukan lsa, Kalian salah tangkap!“
“Hahaha … Nggak usah menyangkal mana ada buronan ngaku. Kami tidak mungkin dikelabui,” hardik sang komandan sambil ngakak.
Orang itu terus diseret. Teriakannya tak digubris. Pukulan datang bertubi-tubi menghajarnya.
Ternyata, yang ditangkap itu Yudas, bukan lsa. Yudas kena batunya. Pengkhianatannya terbayar sudah. Tubuh Yudas penuh luka, mukanya memar¬memar. Lebih parah lagi, beberapa orang Bani lsrail melemparinya dengan batu. Teriakan Yudas semakin perlahan. Suaranya nyaris tak terdengar.
“Tolooong … Aku bukan lsa. Kalian salah orang,” suara Yudas terdengar memelas.

Rintihan Yudas hanya dibalas dengan siksaan. Tendangan dan pukulan bergantian datang menghantam.
Yudas tak berdaya. Tubuhnya kemudian diseret Yudas dibawa ke tiang salib. Yudas disiksa beramai-ramai. Akhirnya, Yudas mati di tiang salib.

—oOo—
Read More..

No comments:

Post a Comment