Maulid Nabi SAW
Maulid Nabi SAW
Maulid Nabi SAW
Pengajian Rutin

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Kalamullah
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun." (Fathir: 28)

Sabda Nabi
“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. At Tirmidzi, dishahihkan Al Imam Al Albani)

Nasehat Salaf
"Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka." (Umar bin Abdul Aziz)
Rosulullah SAW Bersabda :"Barang siapa yang menyebut (berdzikir) kepada-Ku dalam kelompok yang besar (berjamaah), maka Aku (Allah) akan menyebut (membanggakan) nya dalam kelompok (malaikat) yang lebih besar (banyak) pula "(HR. Bukhari-Muslim)

Kisah Nabi Ilyas dan Nabi Ilyasa

Nabi Ilyas dan Nabi Ilyasa

Nabi Ilyas

(Memberantas Penyembahan Patung Ba’i)

Sejak dahulu, Bani lsrail itu kepala batu, mereka keras kepala, bandel, dan susah diatur. ltu sebabnya, banyak nabi yang diutus kepada mereka. Di saat ada nabi, mereka syukur. Namun, setelah tiada, mereka pun kufur. Sedikit demi sedikit ajaran nabi itu pun terkubur. Jadi, masalah muncul setelah nabi wafat Bani lsrail kembali sesat Tidak lagi beribadah kepada Allah, tapi menyembah berhala. Ketaatan berganti kemaksiatan. Akibamya, kejahatan merajalela. Kehidupan menjadi kacau¬balau.
Begitu pun, sepeninggal Nabi Sulaiman. Perlahan-lahan, kehidupan Bani lsrail berubah. Akhirnya, mereka pun kembali berada dalam kesesatan. Allah mulai ditinggalkan. Kini, mereka punya sesembahan baru. Patung Ba’i yang terbuat dari batu. Konon patung ini berasal dari orang Penesia.
Semakin banyak orang yang tertarik. Patung Ba’i kemudian dibawa ke kota. Orang-orang berduyun-duyun datang, mereka ingin menyembah Ba’i. Ba’i semakin terkenal. Sampai-sampai kota tempamya berada disebut Ba’iabak.

Berdakwah dengan Penuh Kesabaran
Keadaan Bani lsrail bertambah parah. Tak ada lagi yang mau ber-amar maruf nahi mungkar. Kesesatan dan kejahatan semakin menjadi-jadi, mereka asyik berkubang dalam kesesatan. Allah kemudian mengutus llyas. Secara nasab, llyas masih merupakan keturunan Nabi Harun. llyas adalah putra Yasin bin Finhash. Dengan demikian, llyas termasuk nabi yang berasal dari Bani lsrail.
Mulailah llyas berdakwah. Wilayah dakwahnya berada di sekitar tepi sungai Yordan sebelah timur. la mengajak Bani Israil untuk kembali bertauhid. Beribadah kepada Allah seraya meninggalkan berhala Ba’i hanya Allah yang berkuasa. Sedangkan, Ba’i tak bisa berbuat apa-apa. Ba’i hanya sebongkah batu.
llyas juga menyerukan ketakwaan, melarang Bani lsrail berbuat kejahatan, menyuruh mereka mengerjakan kebaikan. Dijelaskan bahwa kejahatan akan mengakibatkan ketidakamanan. Sedangkan, kebaikan akan membuahkan ketenteraman. Jadi, takwa adalah kunci hidup aman dan tenteram.
“Tidakkah kalian takut akan azab Allah? masa kalian sudah lupa. umat-umat sebelum kalian banyak yang dibinasakan. ltu disebabkan mereka tidak mau beribadah kepada Allah, mereka menyembah berhala?” suatu ketika llyas berkhutbah.
“Kami hidup sejahtera. Tak kekurangan satu apapun. Semua itu berkat Ba’i. Lihat saja kami ini kaya raya.”
“Kekayaan itu karunia Allah. Ba’i tak bisa apa-apa. Kekayaan adalah ujian. Apakah kalian bersyukur atau kufur?”
“Sudahlah. Nggak usah banyak bicara, sampai mulut kau berbusa pun kami tak akan percaya. Kami ogah berganti tuhan. Kami tak mau dikutuk Ba’i.” Kata-kata mereka sangat kasar. Tampaknya, mereka merasa muak dengan khutbah-khutbah llyas.
llyas selalu bersabar. Ejekan dan cemoohan selalu dihadapinya dengan lapang dada. Sedikit pun ia tak merasa sakit hati kepada Bani lsrail. Dakwah terus berjalan. llyas tak merasa bosan. Kesulitan tak dirasa sebagai beban. Namun, hasilnya tetap nihil. Bani lsrail memang keras kepala. mereka tetap tak percaya kepaaa Allah. Bagi mereka, berhala Ba’i adalah segalanya. Karena mereka merasa segala kenikmatan itu berasal dari Ba’i.
Meskipun tak mendapat sambutan, llyas terus saja berdakwah. hal ini membuat Bani lsrail marah. Peribaaatan mereka ada yang mengusik. Ba’i dihina, mereka tak terima. Oleh karena itu, sikap mereka semakin keras. Kata-kata mereka semakin kasar. Namun, hinaan dan cemoohan ternyata tak membuat jera. llyas tetap berdakwah. Bani lsrail semakin geram. Kini tantangan yang dihadapi llyas kian berat Kaum kerabat mengumpat, orang¬orang dekat menjauh. Para pejabat membentak-bentak.
Seakan belum puas, Bani lsrail bertindak lebih keras. Ancaman disebar. Kekerasan ditebar. Puncaknya, llyas mendapat teror. Tak tanggung-tanggung, ia akan dibunuh. llyas harus dilenyapkan. Demikian suatu ketika mereka membaut kesepakatan. Rencana pun dimatangkan. llyas harus dibunuh beramai-ramai. Sebab selama ia masih ada, kehidupan mereka akan terus terusik, mereka akan dilarang melakukan ini dan itu. Pokoknya, serbatidak boleh. Termasuk juga penyembahan terhadap Ba’i.
Rencana jahat itu tercium. llyas mengetahui rencana itu. Allah sendiri yang mengabarinya. Maka, segeralah llyas menjauh. la bersembunyi di lereng-lerang pegunungan. Selamatlah llyas dari pembunuhan keji itu.

Bencana Kekeringan
Peringatan sudah disampaikan. Seruan kebenaran sudah dikumandangkan.
Namun, Bani lsrail tetap menentang, mereka benar-benar pembangkang. Bukannya sadar, mereka malah tambah bergelimang kemaksiatan.
Dakwah tak berbuah. Seruan llyas tak digubris. Kata-katanya dicemooh. Ejekan bermunculan, hinaan datang silih berganti. Alih-alih meninggalkan kesesatan, Bani lsrail malah menantang, mereka meminta bukti dari llyas. Tak tanggung-tanggung, bukti berupa azab. Na’udzu billah min dzalik Sebuah sikap sombong yang kelewat batas. Tantangan pun bersambut. Allah kemudian menurunkan azab. Bencana kekeringan melanda. Sungai mengering. Tanah retak -retak. Tanaman meranggas. Kebun dan ladang gagal panen. Ternak satu persatu mati. Akibatnya, kelaparan terjadi di mana-mana. Bani lsrail memohon kepada Ba’i. Berbondong-bondong orang datang. Tempat ibadah penuh sesak. Berbagai peribadatan dilakukan. Upacara ini dan itu dijalankan. Berharap kiranya Ba’i bisa menyelamatkan.
Batu adalah batu. Jangankan menurunkan hujan, berteduh saja tak bisa. Patung Ba’i hanya berdiri termangu. Tak bergerak, tak bicara. Kalau bisa, mungkin Ba’i ingin ketawa. melihat
tingkah laku manusia. Sudah tahu ia tak berkuasa. Manusia tetap saja memmta.
Tiga tahun Bani lsrail dilanda kekeringan hebat. Mereka sangat menderita. Kelaparan dan kematian menjadi pemandangan sehari-hari. Air menjadi sumber perselisihan. Makanan menjadi bahan pertengkaran. Semua saling rebut. Dampaknya, kekerasan merebak. Kejahatan tumbuh subur.
Kekermgan terus berlanjut. Tak ada tanda-tanda akan berakhir. Beberapa tokoh masyarakat berkumpul. Mereka membicarakan keadaan yang kian memburuk itu.
“Semuaorang hidup susah. Kelaparan di mana-mana,” seseorang mengawali pembicaraan.
“Benar. Bukan tidak mungkm kita semua mati kelaparan,,” sambung yang lain.
“Berbagai cara sudah dilakukan. Termasuk memohon kepada Ba’i, hasilnya nol besar.” .
“Benar. Ternyata, Ba’i tak berdaya. ia tak becus apa-apa.” .
“Rasanya tak ada lagi yang bisa kita lakukan?”
“Siapa bilang? Ada lagi. Masih ada harapan. “ Maksudnya?”
“Harapan satu-satunya ialah minta bantuan kepada llyas.”
“Apa nggak salah, nih? llyas itu, kan, musuh kita. Lagi pula, ia nggak ada di sini. Sudah sekian lama ia menjadi buronan kita.”
“Ya, kita cari, llyas harus ditemukan.”
Disepakati mereka akan mencari. llyas harus ditemukan. Orang-orang pun disebar. Mereka mencari dan terus mencari. Berbagai tempat didatangi. Usaha tak sia-sia. Akhirnya, llyas ditemukan.
“Kalian datang mau membunuhku, ya?” kata llyas seraya mundur beberapa langkah.
“Anda tak perlu takut. Kami berniat baik. Kami tak bermaksud membunuh Anda.”
“Kalau begitu, apa maksud kedatangan kalian?”
“Kami mau minta bantuan.” “Bantuan apa?”
“Begini. Sudah hampir tiga tahun kekeringan berlangsung. Kami sangat menderita. Banyak di antara kami yang mati kelaparan. Tolonglah kami.”
“Gampang saja!”
“Gampang gimana? Ayolah, kasih tahu kami.”
“Tapi, ada syaratnya.”
“Nggak masalah. Apapun syaratnya, kami siap berbuat”
“Bener, nih?”
“Masa ngga percaya.”
“Syaratnya kalian harus beriman kepada Allah. Buktikan keimanan kalian. Caranya dengan menghancurkan patung Ba’i. Batu itu tak berguna. Buktinya, tak bisa menolong kalian, hanya Allah yang bisa menolong.”
Akhirnya, mereka pun sadar. llyas kemudian berdoa. la memohon kiranya Allah berkenan menurunkan hujan. Doa dikabulkan. Allah telah membuktikan kekuasaan-Nya.

Tak lama berselang hujan mulai turun. Orang-orang berhamburan ke luar, mereka sangat gembira, harapan kembali tumbuh. Tumbuh seiring dengan kesadaran untuk beriman, mereka percaya bahwa hanya Allah Mahakuasa. Tanah menjadi basah. Tanaman tumbuh subur. Bunga-bunga merekah. Rerumputan menghijau. Ternak-ternak gemuk kembali. Kehidupan kembali normal.

—oOo—

Nabi Ilyasa

(Pelangi Perjuangan sang Guru)

Sebagaimana disebutkan Nabi llyas pernah dikejar-kejar. Bani lsrail bermaksud membunuhnya, untuk menyelamatkan diri, ia bersembunyi. la lari ke lereng-lereng pegunungan. Di sana, ia bersembuyi dari kejaran Bani lsrail.
Kala itu, Nabi llyas masih buron. la dicari-cari oleh Bani lsrail. Oleh karena itu, ia terus bersembunyi. Berusaha menghindari pengejaran Bani lsrail.
Suatu ketika, ia bersua dengan Seorang wanita tua. Setelah mengobrol, Nabi llyas merasa senang. la yakin kalau Si wanita adalah orang yang beriman. la termasuk satu dari segelintir orang yang beribadah kepada Allah.
mengetahui keadaan Nabi llyas yang sedang buron, si wanita merasa sedih. Tega-teganyal mereka hendak membunuh seorang nabi. la kemudian mengajak Nabi llyas ke rumahnya. la bermaksud melindungi Nabi llyas dari kejaran Bani lsrail.

Nabi llyas dan Si wanita sudah sampai, mereka lantas masuk ke rumah. Ternyatal wanita berhati mulia ini mempunyai seorang putra. Namanya Ilyasa . Sungguh memprihatinkan. Ilyasa tergeletak di ranjang. Tubuhnya tampak lemas. la tak berdaya. Maklum, sudah cukup lama Ilyasa jatuh sakit.
Si wanita tahu bahwa tamunya adalah seorang nabi. Kesempatan itu tak disia-siakan. la meminta Nabi llyas agar berdoa kepada Allah. Doa untuk kesembuhan putranya. Doa pun dikabulkan. Ilyasa sembuh.
Tubuhnya kembali sehat selanjutnya, Ilyasa berguru kepada Nabi llyas. la senantiasa mendampingi sang guru. Ke mana pun Nabi llyas berdakwah, ia selalu ikut serta. Sepeninggal Nabi llyas, dialah yang melanjutkan tugas dakwahnya.
Kendati masih dicari-cari Bani lsrail, Nabi llyas tetap berdakwah. Tentunya dakwah secara sembunyi- sembunyi. Meskipun risikonya dibunuh, Nabi llyas tidak gentar. Nabi llyas terus saja menyiarkan kebenaran. Sampai akhirnyal bencana datang. Tersebutlah Bani lsrail mengalami kemarau berkepanjangan. Tiga tahun hujan tiada turun. Kekeringan menimbulkan bencana lain. Tanah retak-retak. Tanaman meranggas. Gagal panen di mana-mana. Akibatnya, kelaparan di sana-sini. Berbagai upaya telah dilakukan.

Termasuk meminta pertolongan sesembahan mereka. Berbagai upacara dan sesajen disuguhkan kepada berhala Bali. Tapi, tak membuahkan hasil. Sadarlah mereka, ternyata berhala Ba’i itu tak berkuasa. Ba’i tak bisa menolong.
Para pemuka masyarakat kemudian mengadakan rembukan. hasil rembukan menyepakati satu keputusan. mereka harus mencari Nabi llyas. Kali ini bukan untuk membunuhnya, melainkan untuk meminta pertolongan. mereka berjanji akan beriman, asalkan kekeringan segera berakhir.

Nabi llyas bersyukur. la kemudian berdoa. Allah memperkenankan doanya. Maka, kekeringan pun berakhir sudah. Bani lsrail kembali hidup normal. Nabi llyas berdakwah dengan leluasa. Dibantu oleh muridnya yang bernama Ilyasa. Bersama-sama mereka menyebarkan kebenaran.

Dakwah Nabi llyas pun berjalan mulus. Banyak mendapat sambutan dari masyarakat mereka sangat bersemangat. Kali ini tak ada cacian, apalagi kekerasan.

Dasar Bani Israil
Nabi llyas akhirnya meninggal dunia. Usianya sudah sangat tua. Kendati begitu, dakwah masih tetap berlanjut. Kini, sang murid yang melanjutkan. Sepeninggal Nabi llyas, Allah mengangkat Ilyasa sebagai nabi. Amanat kenabian diemban Ilyasa.
Seorang diri Ilyasa berdakwah. la menyampaikan ajaran Allah kepada Bani lsrail. Tugas dakwah dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Ketika itu Bani lsrail sudah kembali hidup makmur. Pertanian dan peternakan berkembang pesat. Tak ada lagi kelaparan, makanan dan minuman berlimpah. Gudang-gudang terisi penuh.
Sayangnya, kemakmuran membuat Bani lsrail terlena, mereka tidak bersyukur. Segala kekayaan mereka anggap sebagai kerja keras semata, mereka lupa kepada Allah. Padahal di saat kekeringan mereka tak berdaya. Sampai akhirnya harus memelas kepada Nabi llyas.
Lebih parah lagi, Bani lsrail kembali sesat. Allah ditinggalkan. Berhala dikedepankan. Hal ini terjadi tak lama sesudah Ilyasa wafat, mereka semakin tersesat. Tak ada lagi yang melarang. Semua ajaran Allah dilupakan. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu cukup lama mengikuti agama Allah.

—oOo—
Read More..

2 comments: