Maulid Nabi SAW
Maulid Nabi SAW
Maulid Nabi SAW
Pengajian Rutin

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Kalamullah
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun." (Fathir: 28)

Sabda Nabi
“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. At Tirmidzi, dishahihkan Al Imam Al Albani)

Nasehat Salaf
"Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka." (Umar bin Abdul Aziz)
Rosulullah SAW Bersabda :"Barang siapa yang menyebut (berdzikir) kepada-Ku dalam kelompok yang besar (berjamaah), maka Aku (Allah) akan menyebut (membanggakan) nya dalam kelompok (malaikat) yang lebih besar (banyak) pula "(HR. Bukhari-Muslim)

Kisah Nabi Shaleh dan Nabi Luth

Nabi Shaleh dan Nabi Luth

Nabi Shaleh

(Ujian Melalui Seekor unta)

Tsamud adalah nama suatu suku. Nama Tsamud diambil dari nama kakek Nabi Nuh. Ada yang mengatakan, Tsamud termasuk bangsa Arab. Menurut yang lain, Tsamud termasuk bangsa Yahudi.
Suku Tsamud tinggal di suatu daerah bernama Hijir. Daerah ini terletak antara Hijaz dan Syam. Dahulu, daerah ini dikuasai oleh suku Ad. Namun, suku Ad ini telah dibinasakan. Mereka disapu angin topan lantaran mengingkari ajaran Nabi Hud.
Kaum Tsamud berperawakan tegap dan kekar. Mereka itu pekerja keras, kehidupan mereka sangat maju, ilmu pengetahuan berkembang pesat. Pertanian, peternakan, dan arsitektur merupakan keahlian mereka.
Kesejahteraan dirasakan kaum Tsamud. Kekayaan berlimpah mereka nikmati. Tak ada kekurangan apa pun. Sayangnya, mereka suka berfoya-foya. Mabuk -mabukan menjadi kegemaran. Perzinaan sudah biasa. Penindasan dipandang lumrah. Yang kuat menindas yang lemah Yang kaya memeras yang miskin.

Mulai Berdakwah
Kehidupan kaum Tsamud semakm bobrok. Kejahatan merajalela Namun, Allah tidak segera mengazab mereka Allah Maha Penyayang. Oleh karena itu, Allah mengutus seorang rasul Rasul mi bernama Shaleh.
Shaleh adalah seorang pemuda cerdas la rajin beribadah Perilakunya san¬tun Tutur katanya sopan Hormat kepada yang besar, sayang kepada yang kecil.
Shaleh adalah putra Ubaid bm Asaf bin lnasyikh bin Ubaid bin Nadzir bin Tsamud. Jadi, ia masih keturunan suku Tsamud. Nasab Shaleh bersambung ke Sam bin Nuh.
Keluarga Shaleh sangat terpandang Shaleh akrab dengan banyak orang. la bergaul dengan siapa pun .
Cekatan, cerdas, rendah hati, dan ramah membuat Shaleh disukai banyak orang.
Namun, ada satu hal yang membuatnya heran. Kenapa kaum Tsamud menyembah berhala. Padahal, mereka pintar-pintar. Bukankah patung-patung itu tak bisa bicara?
Setelah dewasa, Shaleh diangkat menjadi nabi. Shaleh mengemban sebuah tugas mulia. Kaum Tsamud harus dibimbing ke jalan yang lurus.
Pertama -tama, Shaleh mengenalkan tauhid. Dijelaskan bahwa Tuhan mereka ialah Allah. Dialah Tuhan Allah Yang maha Esa. Dialah Pencipta alam semesta. Langit, bumi, dan segala isinya adalah ciptaan-Nya.
Kekayaan dan kenikmatan merupakan karunia Allah. Oleh karena itu, Dialah Tuhan yang semestinya disembah. Bukan berhala-berhala yang tak bisa berbuat apa-apa.
Berhala-berhala itu tidak punya kuasa. Berhala-berhala itu ada karena ada yang memahat Jangankan memberi perlindungan, saat kepanasan dan kehujanan pun tak bisa berteduh.
Shaleh mengawali dakwahnya dengan menjelaskan asal-usul. Dikatakan bahwa ia berasal da ri suku Tsamud. Ada hubungan kekerabatan. Tsamud tidak hanya kaumnya. Tsamud juga adalah keluarganya. mereka berasal dari keturunan yang sama. Tidak mungkin ia menjerumuskan mereka.
Shaleh mengungkapkan bahwa ia adalah rasul Allah. la diutus untuk melu¬ruskan mereka. la tak
mengharapkan imbalan. Hanya kepada Allah ia berha¬rap balasan. Yang ia inginkan ialah keselamatan
mereka di dunia dan akhirat.
Kaum Tsamud kaget, menganggap Shaleh telah berubah. Kaum Tsamud tak habis pikir. Ajakan Shaleh terdengar aneh. Sama sekali diluar dugaan. masa tuhan yang banyak menjadi Tuhan Yang maha Esa. Serta -merta dakwah Shaleh itu ditolak.
“Hai, Shaleh, kami kenal baik dengan¬mu. Kamu orang yang pandai dan cer¬das. Pendapatmu selalu dipertimbangkan. Perilaku kamu juga tak ada cela. Kami berharap kamu menjadi pemimpin. Namun, sekarang kami kecewa. Ternyata, kamu tak seperti yang kami ha¬rapkan. Pikiranmu telah melenceng.”
“Saya hanya menyampaikan kebenaran. Saya mengajak kalian beribadah kepada Allah. Saya juga mengingatkan bahwa menyembah berhala itu perbuatan sesat”
‘‘Teganya kamu menghina tuhan-tuhan kami. T erkutuk kamu. Kamu bukan rasul. Kamu hanya mengaku-ngaku saja. Kami tidak akan meninggalkan berhala-berhala itu hanya karena ocehan¬mu. Kami tidak akan mengkhianati para leluhur.”
Shaleh menghadapi mereka dengan sabar. Ia membujuk mereka agar mau mengikutinya seraya memperingatkan agar tidak menentangnya. mengikuti berarti selamat dunia akhirat menentang berarti binasa dunia akhirat
Shaleh kemudian menceritakan kisah umat-umat terdahulu. mereka diazab karena membangkang. mereka menen¬tang dan mendustakan rasul Allah. Hal yang sama bisa menimpa mereka bila membangkang.
Ajakan Shaleh ini dicibir. Kebanyakan kaum Tsamud enggan beriman. Hanya orang-orang miskin yang menyambut Seruannya. ttu pun tidak banyak. Orang¬orang kaya tegas-tegas menolak. mere¬ka merasa punya uang dan punya kedu¬dukan. mereka menolak dakwah Shaleh karena kesombongan.
‘‘Hai, Shaleh, kamu ini sudah sinting. Atau jangan- jangan kamu kerasukan roh jahat Akal sehatmu terganggu. Pikiranmu kacau-balau. mungkin, kau tidak sadar mengeluarkan kata-kata itu. Kau meracau tak keruan. menga¬ku-ngaku sebagai nabi. Apa kelebihan kamu daripada kami. Padahal, masih ada orang yang lebih pantas ketimbang kau.”
‘‘Kaumku, jawab Shaleh sabar, ‘‘kebenaran sudah jelas. Kalian jangan teperdaya oleh bujukan setan. mgat, setan adalahmusuh manusia.»
‘‘pandai benar kau membual. Kami tahu akal bulusmu. Pasti kau ingin mengejar kedudukan. Kau memang haus kekuasaan. Kau ingin menumpuk kekayaan. Sudahlah, kau tak usah bersilat lidah. Hentikan penghinaan terhadap berhala¬berhala kami. Dan jangan mencerca leluhur”
‘‘Aku tidak mengharapkan apa-apa.
Aku tak menginginkan imbalan dari kalian. Dakwah ini kulakukan semata-mata karena Allah. Hanya
kepada-Nya aku mengha rapkan balasan. Tak mungkin aku berhenti berdakwah. Jangan harap aku
melanggar perintah-Nya. Jika me¬langgar, lantas Siapa yang akan melindungiku dari azab-Nya.”
Usaha kaum Tsamud gagal total. me¬reka tak bisa menghentikan dakwah Shaleh. malah ia semakin giat menyebarkan kebenaran. Yang tertarik Semakin bertambah. Para pemuka kaum Tsamud merasa cemas. mereka takut kehilangan pengaruh. Sekuat tenaga me¬reka membendung dakwahnya. Suatu ketika, para pemuka kaum T samud berembuk mereka membicarakan bagaimana menghadapi dakwah Shaleh. Akhirnya, dibuatlah satu kese¬pakatan. mereka akan menantang Shaleh.
Shaleh ditantang untuk membuktikan kenabiannya. mereka memintanya untuk menunjukkan sesuatu yang luar biasa. Tujuannya untuk menjatuhkan Shaleh. Dengan cara itu, orang- orang akan menjauhinya.

Unta yang Menakjubkan
Tantangan mereka sarat dengan muslihat mereka ingin menjatuhkan Shaleh secara halus. mereka berharap supaya orang-orang tidak lagi percaya kepadanya. Hal ini disadari betul oleh Shaleh.
Shaleh balik menantang. la meminta supaya mereka berjanji.
mereka harus beriman bila tuntutan mereka dipenuhi. mereka harus meninggalkan agama leluhur yang sesat itu. Sebagai gantinya, mereka harus ber¬iman kepada Allah.

Tantangan sudah disambut. Kini, Shaleh mesti membuktikannya. Bagaimanapun perlawanan kaumnya harus dihadapi. Hanya dengan cara ini mereka bisa diharapkan beriman.
Lantas apa tuntutan kaum Tsamud?
Sungguh tidak masuk akal. Mereka meminta supaya Shaleh mengeluarkan unta dari sebuah batu besar. Batu itu berada di dekat sebuah bukit Sebuah permintaan yang hanya bisa dijawab de¬ngan mukjizat
Tidak mungkin Shaleh mundur. Tantangan tetap harus dihadapi. Kemudian, ia pun bermunajat Dengan penuh ke¬sungguhan, ia berdoa. la memohon kira¬nya Allah berkenan mengabulkan ke¬inginan kaum Tsamud itu. Siapa tahu mereka mau beriman.

Allah Maha Mendengar. Permohonan dikabulkan. Tak lama kemudian, Shaleh menerima wahyu. Ia
diperintah untuk memukul batu yang dimaksud. Perintah segera dijalankan. Shaleh menuju batu itu. Banyak orang meng¬ikuti. Penasaran ingin menyaksikan sebuah keajaiban.
Shaleh sampai di tempat Orang – orang berkerumun. Kemudian, ia memukul batu itu. Serta-merta batu
itu terbelah. Dari dalamnya, keluar seekor unta betina. Tubuhnya sehat dan gemuk. Air susunya sangat berlimpah. Cukup untuk diminum oleh ratusan orang.
Kaum Tsamud terhenyak. mata mereka terbelalak. Keadaan menjadi gempar. Beberapa orang mulai percaya. Hati mereka terbuka. mereka menyadari kebenaran Shaleh.
Unta betina itu benar-benar membawa berkah. Kini, kaum Tsamud bisa meminum susu sepuasnya. Susu unta betina itu berlimpah ruah. Tubuh kaum Tsa mud bertambah sehat karenanya.
Walaupun demikian, tidak sedikit yang ragu-ragu. Yang tidak percaya juga masih banyak. mereka malah berkata,”Ini!”
“Pasti ini sulap,” timpal yang lain. “mustahil! Tidak mungkin unta lahir dari sebuah batu! Apakah ini hanya mimpi,”’ kata orang yang ragu-ragu.
Sebenarnya, ada pula beberapa orang terhormat yang hendak beriman. Sayangnya, niat mereka ini dihalang-ha¬langi oleh Dzuab bin Amer, Al-Habab, dan Rabah bin Shu’ar. Ketiga orang ini adalah para pembesar kaum Tsamud yang ingkar.
mukjizat telah hadir. Kenabian telah terbukti mestinya kaum Tsamud me¬ngerti. Janji mereka harus ditepah
“Ini unta Allah,” tutur Shaleh. “Jangan kalian ganggu. Biarkan ia mencari mencari makanan sendiri. Unta ini mempunyai giliran minum di telaga. Sama seperti kalian. Ingat baik – baik, Allah akan menimpakan azab bila unta ini disakiti.”
Unta itu pun bebas berkeliaran. Merumput sesukannya. Tak seorang pun berani menggangu. Tibalah giliran minum si unta. Si unta berjalan menuju telaga. Disana, ia minum sepuas-puasnya.saat unta ini
minum, tak ada yang berani mendekat. Bahkan, hewan lain pun tak ada yang berani menghampiri.
Keadaan ini membuat kaum Tsamud tidak senang. Terlebih lagi para pemilik ternak. mereka merasa unta betina ini sangat mengganggu. Pekerjaan mereka jadi terbengkalai.
Usaha para pemuka kaum Tsamud gagal. Bukannya dijauhi, melainkan Shaleh malah semakin didekati. Keberadaan unta betina itu menambah daftar orang¬orang yang percaya. Satu demi satu orang-orang
Tsamud beriman. Pengaruh Shaleh pun bertambah luas.
muncul rencana busuk. Para pemuka kaum Tsamud mulai menghasut. Para peternak dibujuk. Kebencian dipupuk. Gayung pun bersambut. Nafsu para peternak semakin terketuk.

Akhirnya Dibunuh Jua
Para pemuka kaum Tsamud menyusun rencana. Mereka bermaksud membunuh unta betina itu. Namun, orang-orang masih takut. Tak seorang pun berani menggangunya.
Tiba-tiba, seorang janda kaya berdiri. Janda cantik itu menawarkan dirinya. Siapa pun yang berani membunuh unta itu akan mendapatkan dirinya. Tawaran ini mendapat dukungan para pemuka kaum Tsamud.
Seorang wanita paruh baya tak mau kalah. la mempunyai beberapa putri yang cantik. Salah seorang putrinya akan dihadiahkan kepada orang yang bisa membunuh unta itu.
Hadiah begitu menggiurkan. Dua orang pria tertarik. mereka adalah mushadda bin muharrij dan Qudar bin Salif. Nafsu membunuh mereka begitu menggebu. Apalagi, setelah dipanas-panasi oleh para pemuka kaum Tsamud.
Tekad sudah bulat mereka bersiap-siap untuk membunuh unta itu. Begitu bersemangat Terbayang mereka akan mendapatkan hadiah. Tak hanya wanita, tapi juga sanjungan dan pujian
Kedua orang ini dibantu tujuh orang pria yang kekar-kekar. Di suatu tempat, mereka bersembunyi. mereka menantikan unta itu. Saat giliran minum, unta itu pasti lewat. Tak lama berselang, unta itu lewat musadda memasang anak panah. Busur panah dibidikkan. Dan sreeet… Anak panah menancap. Unta yang tak berdosa itu pun tersungkur.
Qudar tak mau ketinggalan. Segera ia menyembelih unta itu. Unta betina itu menggelepar. Tak lama berselang, napasnya berhenti. Unta itu telah mati.
mushadda bin muharrij dan Qudar bin Salif menepuk dada. mereka merasa bangga. merasa diri jagoan. Hanya mereka yang berani melakukan ini.
Segera mereka pergi ke kota. Di sana, mereka mengumumkan ihwal matinya unta itu. Sorak-sorai terdengar. Orang¬orang berjingkrak- jingkrak. Seolah me¬reka sedang merayakan kemenangan.
“Hai, Shaleh, unta kamu sudah mampus, tuh! mana azab yang kau ancamkan itu. Ayo, datangkan saja! Secuil pun kami tidak takut!” mereka menantang Shaleh sambil mengejek.
“Kalian sudah kuperingatkan. Na¬mun, tidak kalian hiraukan. Tunggu. Tak lama lagi, azab akan datang. Kalian te¬lah membunuh unta itu.ltu berarti kalian telah mengundang azab yang dijanjikan.”
“Iya mana azab itu! Kok, nggak datang juga! Kami tak takut akan gertakanmu!”
”Allah tidak akan ingkar janji. Silakan kalian bersukaria. Silakan kalian berse¬nang- senang selama tiga hari ini. Setelah itu, kalian akan mendapat balasan yang setimpal.”
Shaleh memberi tempo tiga hari. Ke¬sempatan ini diberikan untuk bertobat dan beriman. Namun, justru mereka semakin menjadi- jadi. Hinaan dan olok¬olok datang silih berganti. “Ayo, datangkan saja azab itu, siapa takut? Kau tidak usah memberi tempo. Kalau perlu, sekarang juga” teriak mereka sambil melotot.

Rencana Pembunuhan
Shaleh kemudian memberi tahu kaumnya. Akan ada tanda-tanda azab. Tanda-tanda itu akan muncul saat mereka bangun tidur.
Hari pertama, wajah mereka akan menguning. Hari kedua, wajah mereka akan memerah. Hari ketiga, wajah mereka menghitam. Barulah pada hari keempat, azab akan datang.
Ancam Shaleh itu sebenarnya membuat mereka takut. Sayangnya, rasa takut itu tak menyadarkan mereka. Justru mereka kian kalap. Sembilan orang berembuk.
Sebelumnya, kesembilan orang ini telah berhasil membunuh unta ajaib. Kini, mereka berencana membunuh Shaleh. Rencananya, mereka akan menghabisi Shaleh dalam rentang tiga hari itu.
Pertemuan rahasia diadakan. mereka bersumpah akan kompak. Pembunuhan akan dijalankan malam hari. maksudnya, supaya pembunuhan itu tidak diketahui orang banyak. Terutama oleh para pengikut Shaleh. Dengan begitu, mereka tidak akan dituntut oleh siapa pun. Tidak akan ada pemba¬lasan dari Pihak keluarga Shaleh.
Rencana ini sangat rahasia. Tidak seorang pun mengetahuinya. Hanya sembilan orang itu yang tahu.
Saat orang-orang terlelap tidur. malam sangat gelap. Suasana sangat senyap. mereka menyatroni rumah Shaleh. Namun, apa yang ter jadi?
Sungguh mengherankan! Sejumlah batu besar menimpuk mereka. Tidak diketahui dari mana datangnya. Seketika, tubuh mereka pun rebah. Sembilan mayat bergelimpangan di atas tanah. Semua sudah tidak bernyawa lagi. Keesokan harinya, penduduk gempar. Berita kematian segera tersiar. Sembilan mayat terkapar. Jagoan-jagoan mereka tidak bisa lagi berkoar.

Halilintar dan Gempa Dahsyat
Tentu saja, Allah memberi perlindungan. Rencana apa pun pasti gagal. Sebab, Allah mahakuasa. Sekuat apa pun manusia tidak akan berdaya. ma¬nusia hanya berencana. Allah yang menentukan. Walhasil, pembunuhan Shaleh pun gagal.
Sehari sebelum azab turun. Allah memberikan titah kepada Shaleh. Supaya ia dan para pengikumya pergi. mereka harus segera meninggalkan daerah Hijir. Kota Ramlah yang menjadi tujuan mereka. Sebuah tempat di Palestina.
Dan blaaar … ! Azab pun datang. Hlilintar dahsyat menggelegar. Kaum Tsamud dibinasakan. Disusul dengan gempa yang sangat hebat Sungguh mengerikan!

—oOo—

Nabi Luth

(Menghadapi Kaum Yang Menyukai Sesama Jenis)

Luth hidup sezaman dengan lbrahim. la masih saudara lbrahim. Ayah Luth bernama Hasan bin Tareh. Hasan bin Tareh ini adalah saudara sekandung lbrahim. Jadi, Luth adalah keponakan lbrahim.
Luth dan lbrahim pernah berhijrah ke mesir. Sewaktu di mesir mereka hidup dengan beternak. Peternakan mereka berkembang baik. mereka sangat berhasil. Dari waktu ke waktu, ternak mereka terus bertambah. Bahkan, dalam tempo singkat jumlah ternak mereka berlipat ganda. Saking banyaknya, ternak mereka tidak tertampung lagi di tempat yang biasa.
masalah lain juga sering timbul. Orang-orang yang menggembalakan ternak mereka sering kali berebut tempat Kadang, mereka juga berselisih gara-gara ternak. Akhirnya, tempat penggembalaan mereka dipisah. lbrahim berpindah ke wilayah barat la tinggal di Palestina.
Sedangkan, Luth berpindah ke wilayah timur. la bermukim di Yordania, tepamya di daerah Sadum.
Menjadi Rasul untuk Penduduk Sadum Akhlak penduduk Sadum sangat bobrok. Kejahatan sudah menjadi hal biasa. Kehidupan mereka jauh dari agama. Kemaksiatan ada di mana-mana. Kemungkaran merajalela. Perampokan dan pencurian sering terjadi. Penindasan sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Yang kuat yang berkuasa, sedangkan yang lemah sudah pasti menjadi korban.
Kejahatan paling menonjol ialah praktik homoseksual. Penduduk Sadum menyukai Sesama jenis. Sama sekali mereka tak tertarik dengan lawan jenis. Kaum lelaki menjadi homoseks. Dan kaum perempuan menjadi lesbian. Lelaki menyukai lelaki dianggap biasa. Wanita menyukai wanita dipandang lumrah. Bahkan, aneh kalau ada orang yang menyukai lawan jenis Praktik homoseksual sudah demikian mewabah di negeri Sadum.
Kota Sadum tidaklah aman Siapa pun yang datang pasti mendapat gangguan Barang-barang bawaan akan dirampas membela diri berarti mati melawan sama saja dengan mengantar nyawa
Laki-laki tampan pasti menjadi korban la akan menjadi bahan rebutan Kaum lelaki penduduk Sadum siap menyergap Pun kalau yang datang itu wanita cantik mereka pasti akan menjadi rebutan kaum perempuan.
Kehidupan masyarakat Sadum sudah sangat tersesat Tak kenal malu maksiat di mana-mana Berbuat mesum di tempat umum Perilaku mereka tak ubahnya binatang.
Allah tidak langsung menghukum masyarakat Sadum Terlebih dahulu mereka diberi peringatan maka, diutuslah Luth Tugasnya memberi petunjuk mengeluarkan mereka dari kesesatan kepada kebenaran
mulailah Luth berdakwah la menyeru masyarakat Sadum supaya beriman kepada Allah Dijelaskan bahwa Allah adalah Sang Pencipta Dialah yang menciptakan semua yang ada Jagad raya, termasuk juga mereka adalah ciptaanNya.
Luth mengajak mereka untuk beribadah kepada Allah lbadah merupakan wujud syukur Dengan bersyukur, kenikmatan akan bertambah
Berikutnya, Luth mendakwahkan akhlak mulia Penduduk Sadum diajak berbuat baik Keburukan diganti dengan kebaikan Kemaksiatan ditukar dengan ketaatan
Sayang, masyarakat Sadum lebih memilih maksiat ketimbang taat Akhlak mereka kian jauh dari menymimpang Keinginan hawa nafsu selalu dipenuhi Bujukan setan selalu dituruti
Ajakan tinggal ajakan masuk telinga kiri keluar telinga kanan masyarakat Sadum sudah dikuasai setan Kendati demikian, Luth tetap bersabar Sedikit pun ia tidak merasa kesal
Sebaliknya, masyarakat Sadum yang merasa kesal Dakwah Luth membuat hati mereka panas Nasihat-nasihatnya membuat telinga mereka merah
Tak ada harapan lagi masyarakat Sadum semakin tersesat Hati mereka sudah tertutup Pikiran mereka tak mau menerima kebenaran
Hanya satu hal bisa dilakukan Luth. kebiasaan buruk masyarakat Sadum tidak boleh nenyebar Hukuman harus segera ditimpalkan mereka harus dimusnahkan dari muka bumi Agar umat-umat lain mendapat pelajaran
Akhirnya, Luth berdoa la memohon kepada Allah agar masyarakat Sadum dimusnahkan
Doa dikabulkan Hukuman segara datang Tak lama lagi, masyarakat Sadum akan dibinasakan
Allah mengutus tiga malaikat mereka menyamar sebagai manusia Sebelumnya, mereka bertamu kepada Nabi lbrahim mereka menyampaikan kabar gembira Nabi lbrahim akan dikarunai anak lsha’l, namanya
Kepada Nabi lbrahim, para tamu kemudian memberi tahu mereka adalah utusan Allah mereka ditugasi untuk mengazab masyarakat Sadum Dalam kesempatan itu, Nabi lbrahim memohon agar azab ditangguhkan masyarakat Sadum mesti diberi kesempatan untuk bertobat Tak lupa, ia juga meminta agar keponakannya, Luth, diselamatkan
Selanjumya, para malaikat itu menuju ke kota Sadum mereka menyamar sebagai pemuda yang ganteng Wajah mereka tampan Tubuh mereka atletis Pokoknya, penampilan mereka sangat memikat
Di perjalanan, para pemuda itu bertemu dengan seorang wanita Ketika itu, si wanita sedang mengambil air dari sebuah telaga Para pemuda tampan ini memintasi wanita agar mau menerima mereka sebagai tamu
Si wanita tak menjawab la tak berani mengambil keputusan sendiri la harus berbicara dulu kepada keluarganya Jika diizinkan, barulah para pemuda itu bisa bertamu ke rumahnya
maka, ditinggalkanlah para lelaki tampan Si gadis lantas pulang ke rumah Cepat-cepat ia memberi tahu sang ayah
Ternyata, wanita itu adalah putri Luth Si wanita menceritakan perihal para pemuda ganteng itu
Demi mendengar semua itu, Luth menjadi bingung Tak tahu apa yang harus dilakukan Jawaban apa yang harus ia berikan kepada mereka Tidak diterima, mereka adalah para pendatang mereka ingin bertamu ke rumahnya Barangkali mereka ada keperluan dengannya
Diterima pun pasti berisiko Para pemuda tampan itu akan mengundang perhatian banyak orang masyarakat Sadum akan mengganggu tamu-tamunya mereka pasti tergila-gila dengan ketampanan para pemuda itu
Sebagai tuan rumah, tentu Luth harus bertanggung jawab. la harus menjaga keselamatan tamu-tamunya. Dan itu berarti ia haru.s berhadapan dengan ma.syarakat Sadum yang jahat. Bingung, sebab ia tidak punya kekuatan untuk melindungi tamu-tamunya. Apalagi, orang-orang Sadum itu terkenal kasar dan bengis.
Lama Luth berpikir. Akhirnya, ia memutu.skan untuk menerima para pemuda itu. Tentu, dengan segala risiko yang harus dihadapi. Semua itu ia pasrahkan kepada Allah.
Luth kemudian menemui para pemuda itu. la menuju ke pinggiran kota. Terlihat di sana, mereka sedang duduk menunggu. Luth tidak buru-buru mengajak mereka. Ditunggunya .saat yang tepat.
malam pun tiba. Keadaan menjadi gelap gulita. Luth belum juga berangkat. Setelah agak larut, barulah Luth mengajak para tamunya pergi. Ketika itu orang-orang sudah terlelap tidur. Luth membawa mereka ke rumahnya.
Singkat cerita, Luth dan para tamunya sampai di rumah. Perasaan tak aman terus mengganggu. Luth berusaha tetap tenang. la berpesan kepada istri dan kedua putrinya agar merahasiakan keberadaan tamu-tamunya. Khawatir akan keselamatan mereka. Keberadaan mereka jangan sampai diketahui oleh masyarakat Sadum.
Usaha Luth sia-sia belaka. Sang istri tak bisa dipercaya. Sebab, ia memang sepaham dengan masyarakat Sadum. Tanpa sepengetahuan Luth, sang istri membocorkan rahasia tersebut.
maka, keberadaan para tamu itu menyebar cepat. Dari mulut ke mulut, orang-orang membicarakan ketampanan para tamu Luth. mereka .sangat tertarik. Nafsu mereka semakin menggebu gebu. Tak terkecuali para pembesar Sadum.
Kekhawatiran Luth menjadi kenyataan. Keberadaan para pemuda itu diketahui orang. Berita tentang mereka .sudah tersiar. Akhirnya, mereka berdatangan ke rumah Luth. mereka ingin melihat para pemuda yang tampan itu. Tidak hanya melihat, lebih jauh mereka ingin memuaskan syahwat.
Orang-orang Sadum sudah berdatangan. mereka berkumpul di depan rumah Luth. Namun, pintu tidak dibuka. Luth menyuruh mereka bubar.
Luth mengingatkan bahwa para pemuda itu adalah tamunya. Tamu harus dihormati. Apalagi, mereka datang dari tempat yang jauh. Sepatutnya, mereka dijaga dan dimuliakan Oleh karena itu, ia meminta mereka jangan menggunggu para tamunya
Omongan Luth tidak digubris Nasihat apa pun tidak didengar Kata-kata Luth hanya dianggap angin lalu saja Sama sekali tidak berpengaruh mereka bersikeras ingin bertemu dengan para pemuda itu
manusia diciptakan berpasang-pasangan,” Luth menyampaikan nasihat “Tinggalkan perbuatan keji menikahlah lelaki dengan wanita Hubungan sesama jenis menyalahi kodrat Kodrat manusia itu berpasangan Hanya dengan cara ini manusia bisa berketurunan.”
Luth menyuruh masyarakat Sadum pulang. Kembalilah kepada istri masingmasing Perbuatan mesum bisa mengundang azab Allah Bahkan, Luth menawari mereka untuk menikahi anak-anak perempuannya yang cantik-cantik Akan tetapi, mereka tetap saja menolak mereka lebih tertarik kepada para tamunya yang tampan
“Hai, Luth, jangan banyak omong
Kau, kan, tahu selera kami Yang kami inginkan adalah para pemuda tampan itu Kami tidak tertarik dengan anak-anak perempuanmu.”

Akibat Menolak Kebenaran
Nasihat-nasihat Luth tak dihiraukan mereka malah semakin beringas Perlahan, mereka mulai merangsek maju Dintu rumah didorong, bahkan didobrak paksa Pintu pun jebol Luth mengeluh Tak berdaya menahan mereka Di sisi lain, ia merasa malu Tak mampu menjaga para tamunya
“Aku tak berdaya,” keluh Luth “Orang-orang jahat itu semakin beringas mereka menyerbu dan mendobrak pintu mereka berhasil masuk. Sebagai tuan rumah, aku merasa malu
Aku tak bisa melindungi tamu-tamuku.” Luth begitu sedih
Namun, ia terkejut Ternyata, para tamu itu bukan manusia biasa Para tamu itu memperkenalkan diri mereka adalah para malaikat mereka menyamar mereka datang ke Sadum untuk menjalankan perintah. mereka akan menimpakan azab yang dahsyat
Luth disarankan agar membuka pintu. Penduduk Sadum tak akan berkutik. OrangGrang durhaka itu tidak bisa menyentuh mereka. Biarkan mereka masuk.
Saat pintu dibuka. Orang-orang menyerbu masuk. Namun, tiba -tiba pandangan mereka menjadi gelap. Tidak ada yang terlihat mata dikucek-kucek. T etap saja mereka tak dapat melihat Ternyata, mereka menjadi buta.
Orang-orang Sadum itu menjadi kacau-balau. Satu sama lain bertubrukan. mereka tak bisa melihat mereka hanya berteriak-teriak. mereka bertanya-tanya, kenapa mata mereka jadi buta. Para malaikat kemudian memberi kabar. Luth diberi tahu bahwa azab segera tiba. Tepatnya, waktu subuh. malam itu juga Luth, keluarga, dan para pengikutnya harus meninggalkan kota Sadum. Seorang pun tak boleh ada yang tertinggal. Kecuali, istri Luth yang memang durhaka.
Saat subuh tiba, Luth dan rombongan bersiap pergi. Para malaikat berpesan agar mereka tidak menoleh ke belakang. Rombongan Luth sudah jauh meninggalkan kota. Saat fajar menyingsing, bumi bergetar hebat Sadum dan Gomorah longsor. Penduduk Sadum dan Gomorah mati. mereka tertimbun longsor. Semua bangunan musnah. Rata dengan tanah.

—oOo—
Read More..

No comments:

Post a Comment