Maulid Nabi SAW
Maulid Nabi SAW
Maulid Nabi SAW
Pengajian Rutin

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Kalamullah
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun." (Fathir: 28)

Sabda Nabi
“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. At Tirmidzi, dishahihkan Al Imam Al Albani)

Nasehat Salaf
"Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka." (Umar bin Abdul Aziz)
Rosulullah SAW Bersabda :"Barang siapa yang menyebut (berdzikir) kepada-Ku dalam kelompok yang besar (berjamaah), maka Aku (Allah) akan menyebut (membanggakan) nya dalam kelompok (malaikat) yang lebih besar (banyak) pula "(HR. Bukhari-Muslim)

Kisah Nabi Ishaq dan Nabi Ya'qub

Nabi Ishaq dan Nabi Ya'qub

Nabi Ishaq

(Berpisah Dengan Anak Kesayangan)
Nabi lbrahim dikaruniai dua orang putra, yaitu lsma‘il dan lshaq. lsma’il adalah putra Nabi lbrahim dari istrinya yang bernama Hajar, sedangkan lshaq dari Sarah. Kedua putranya ini menjadi penerusnya. mereka menjadi nabi. Oleh karena itu, lbrahim dikenal dengan sebutan Bapak Para Nabi.

Berita Kelahiran
Saat mengandung, Sarah sudah lanjut usia. Kala itu, ia berumur 90 tahun. Para malaikat datang mengabarkan ihwal kehamilannya. la sendiri merasa heran. Bagaimana mungkin ia bisa hamil. Padahal, selain umurnya sudah tua, ia juga mandul. Berita kehamilan Sarah merupakan kabar gembira bagi Nabi lbrahim. Sebelumnya, Nabi lbrahim mendengar kabar yang menyedihkan. Para malaikat itu mengatakan bahwa penduduk Sadum dan Gomorah akan dihancurkan. Padahal, di sana terdapat keponakannya, yaitu Nabi Luth.
Awalnya, Nabi lbrahim kedatangan tamu. Bukan sembarang tamu, melainkan ini adalah para malaikat
“Mudah-mudahan Anda selamat,” ujar para malaikat
“Keselamatan juga semoga dilimpahkan kepada Anda semua.”
Selang beberapa saat, Nabi lbrahim menyuguhkan daging panggang. Herannya, tangan para tamu itu tak juga menyentuhnya. Padahal, itu adalah daging anak sapi yang empuk. Sangat aneh. Hati Nabi lbrahim mulai diluputi perasaan takut. Melihat itu para tamu berkata, “Tidak usah takut Kami adalah malaikat Kami tidak makan dan tidak minum. Kami ini diutus untuk membinasakan kaum Luth.”
Ketika itu Sarah berdiri di samping Nabi lbrahim. Wajahnya menyungging senyum. Ada berita gembira. la akan hamil. Sungguh menakjubkan Padahal, ia .sudah lanjut usia. Umurnya sudah sembilan puluh tahun Selain itu, ia juga mandul. Berita itu pasti benar. Sebab, yang menyampaikan ialah para malaikat Tidak mungkin para malaikat itu bohong .
“Benarkah saya bisa hamil, saya sudah tua. Suami saya juga sudah tua. Kalau benar, sungguh menakjubkan. Saya sangat senang,” ungkap Sarah penuh keheranan.
“Tidak usah heran. lni ketentuan Allah. Tak ada yang bisa menghalangi. Kasih sayang Allah sangat luas. Kalian mendapat limpahan kasih sayang-Nya.” Hati Nabi lbrahim menjadi lega. Perasaan takut, hilang sudah. Bahkan, ia mengobrol dengan para malaikat itu. Obrolan berkisar tenang azab yang akan ditimpakan kepada orang-orang Sadum dan Gomorah.

Berdakwah Bersama Sang Ayah
Ishaq lahir dengan sehat la tumbuh menjadi pemuda yang saleh. menginjak dewasa, ia banyak menemani Nabi Ibrahim. Bersama sang ayah ia berdakwah di daerah Kana’an dan Palestina.
Ishaq kemudian menikahi Rifqah. lstrinya ini adalah cucu salah seorang saudara Nabi Ibrahim yang bernama Nahur. Penikahan mereka melahirkan dua orang anak, lshu dan Ya’qub. Kelak Ya’qub juga menjadi rasul Bani lsrail adalah keturunan Ya’qub. Ya’qub dikenal dengan nama lsrail.
lshaq mempunyai anak kembar, masing-masing bernama lshu dan Ya’qub. mereka lahir saat lshaq. berumur enam puluh tahun. lshu adalah seorang pemburu. Sebagian hasil buruannya selalu ia berikan kepada orangtua, sedangkan Ya’qub menjadi nabi dan rasul.

Perseteruan Dua Anak Kembar
lshu dan Ya’qub selalu ribut mereka tidak pernah akur. Percekcokan muncul karena lshu merasa kurang mendapat perhatian. Di matanya, Ya’qub lebih disayang. Sang ibu pilih kasih. Perasaan itu pada ujungnya menimbulkan kedengkian. lshu tidak senang kepada Ya’qub. la tak rela melihat saudara kembarnya itu dimanjakan.
Hubungan keduanya kian tak harmonis. lshu semakin menunjukkan permusuhan. Terlebih lagi ketika lshu mengetahui sebuah rahasia. lshu tahu kalau Ya’qub yang dipilih ibunya.
Ketika itu lshaq meminta sang istri untuk membawa kedua anaknya. Ishaq hendak mendoakan mereka. Namun, yang dibawa hanya Ya‘qub. Sedangkan, lshu tidak diberi tahu. lshu kehilangan kesempatan. la tidak mendapat doa sang ayah.lnilah yang membuat lshu semakin geram. Kebenciannya kepada Ya’qub menjadi-jadi.
Kedengkian lshu membua Ya’q ub merasa tidak nyaman. Sikap saudaranya ini selalu sinis , sering menyindir. Tak jarang juga melontarkan kata-kata kasar. Perilakunya sering menyinggung Bahkan, kata-kata ancaman juga kerap kali didengar Ya’qub.
Sebenarnya, Ya’qub ingin menyelesaikan masalah mereka berdua secara baik-baik Akan tetapi, niat baik ini tak pernah ditanggapi lshu tidak peduli maka, suatu hari Ya’qub menghadap sang ayah
“Ayah, Ananda merasa tidak tenteram. Setiap saat, lshu memperlihatkan sikap yang tidak mengenakkan Ananda tidak ingin bermusuhan Bagaimana menuruh Ayah? Apa yang sebaiknya Ananda lakukan?”
“Anakku, Ayah sudah tua. Rambut sudah beruban Tubuh sudah bungkuk Kulit sudah keriput. Rasa-rasanya, Ayah tak akan lama lagi bersama kalian Ayah tak bisa berbuat banyak. Ayah juga khawatir. Bagaimana nasib engkau nanti. Bukan tidak mungkin lshu mencelakai engkau Apalagi, ia mendapat dukungan dari saudara-saudara iparnya. menurut Ayah, sebaiknya engkau pergi. Engkau harus segera meninggalkan negeri ini. Hanya itu jalan terbaik untukmu”
“Ke mana Ananda harus pergi?”
“pergilah ke lrak Ada pamanmu di sana ”
“O, ya,” Ya’qub agak heran. Baru kali ini, ia mendengar punya seorang paman
Pamanmu bernama Laban. Pamanmu itu orang terhomat. la sangat disegani. Ayah berharap engkau akan dinikahkan dengan salah seorang putrinya. Berangkalah. Doa Ayah selalu menyertai.
lshag sangat sedih. Bagaimanapun ia harus berpisah dengan anak kesayangannya. Apalah daya Hanya itu jalan terbaik. Tak hanya bagi Ya’qub, tapi juga bagi saudaranya. Tanpa terasa air mata menetes. Perpisahan terasa begitu berat.

—oOo—

Nabi Ya’qub

(Punya Keturunan yang Melahirkan Nabi-Nab)

Ya’qub adalah putra lshaq bin Ibrahim. lbunya bernama Rifgah binti Azar. Lbunya adalah anak saudara Nabi Ibrahim. Ya’qub tidak sendirian.la mempunyai .saudara kembar. Namanya l.shu.
Ya’qub lahir di Palestina. Di negeri ini ia tumbuh dan berkembang. menginjak dewasa ia berpindah ke Babilonia. Di sana, ia tinggal bersama pamannya yang bernama Laban. Sang paman sangat berpengaruh di daerahnya.

Perjalanan ke Irak
Dengan berat hati, Ya’qub pergi. Berat harus meninggalkan ayahnya, Nabi ishaq. Tapi, inilah jalan terbaik. Ayahnya sendiri yang mengusulkan. Hanya dengan cara ini ia bisa menghindari permusuhan. Saudara kembarnya, lshu, semakin hari semakin menunjukkan kedengkian. la harus mengalah.
Padang pasir membentang luas. Seakan tiada berbatas. matahari sangat terik. Angin berembus sangat panas. Ya’qub berjalan dan terus berjalan. la sedang dalam perjalanan menuju F adan A’ram di lrak. la akan tinggal bersama Pamannya, Laban.
Perjalanan sangat jauh. Sesekali Ya’qub harus berhenti. Sekadar untuk melepas lelah.
Suatu kali, Ya’qub merasa .sangat penat la perlu beristirahat Tubuhnya dibanjiri keringat Rasa lelah terasa begitu berat la pun berhenti di suatu tempat . Saking lelahnya, Ya’qub tertidur. Sebuah batu karang besar menaunginya. Dalam tidur, ia bermimpi. mimpi yang sangat menyenangkan. Dalam mimpi itu, ia dikaruniai banyak rezeki. Kehidupan yang sangat tenang. Anak-cucu yang saleh dan berbakti. Dan kerajaan yang besar.
Ya’qub terbangun. mimpinya buyar. Kedua matanya dikucek-kucek. Dilihatnya ke kiri dan ke kanan. Sadarlah bahwa apa yang dilihatnya itu hanya mimpi. Kendati demikian, ia merasa yakin bahwa mimpinya itu akan terwujud. Entah kapan. Hanya Allah yang tahu. T erngiang bagaimana sang ayah pernah berdoa untuknya.
Rasa lelah sirna. Seakan mimpi itu memberinya kekuatan. la begitu bersemangat Rasanya ingin sesegera mungkin sampai di tujuan. la merindukan sanak saudaranya dari Pihak ibu.

Pernikahan Bersyarat
Berhari-hari Ya’qub menempuh perjalanan. Siang dan malam ia jalani. Perjalanan yang sangat melelahkan. Hanya pasir dan pasir yang ia lewati. Hanya panas dan panas yang ia rasakan. Akhirnya,Ya- qub pun tiba.
Gerbang kota Fadan A’ram sudah terlihat Rumah-rumah sudah tampak. Orang-orang terlihat berlalu-lalang. Ternak-ternak berkeliaran. Ya’qub merasa lega. Perjalanan tak sia-sia. Ya’qub memasuki kota. Bingung. Tak tahu ke mana harus mencari pamannya. Bertanya. Ya, itulah yang harus dilakukannya. malu bertanya sesat di jalan. Oleh karena itu, saat berpapasan dengan seseorang. Ya’qub memberanikan diri. la bertanya perihal pamannya yang bernama Laban.

Ternyata, tidak susah. Alamat Laban sudah ditemukan. Pamannya memang sangat terkenal di kota itu. maklum, ia seorang kaya raya. la memiliki peternakan terbesar di kota itu. Orang itu. menunjuk ke arah seseorang. Yang ditunjuk ialah seorang gadis cantik. Si gadis terlihat sedang menggembalakan kambing.
“Kebetulan. Tuh, di sebelah sana ada seorang gadis. Namanya Rahel. Dia itu anak Laban. Dia bisa membawa Anda ke rumah ayahnya.
“Terima kasih, Pak “
Ya’qub berjalan. la menghampiri si gadis. Hatmya agak berdebar.Maklum, yang didekatmya adalah seorang gadis, Apalagi, si gadis berpa ras cantik.
“Ma …. maaf, mengganggu. Nama saya Ya’qub.”
Suaranya terbata-bata. Lidahnya terasa kelu. Baru pertama kali ia berbicara dengan seorang
gadis. “Tidak apa-apa. Ehmmm …, ada yang bisa saya bantu?” jawab si gadis tersipu- sipu.
Saya mencari Paman. Namanya Laban
Spontan si gadis terperanjat. la .sangat terkejut sebab yang dicari si pemuda ialah ayahnya sendiri.
“Laban yang mana ya? Kalau tak keberatan, tolong Anda jelaskan lebih jauh.”
“lbu saya bernama Rifqah. lbu adalah saudara kandung Laban.”
Mendengar jawaban itu.si gadi.s tersenyum. Wajahnya tampak ramah. Dia lantas memperkenalkan diri.
“Kalau begitu, kita ini masih saudara.
Nama saya Rahel. Saya ini anak Laban. Boleh tahu, ada apa ya datang jauh-jauh ke Fadam A’rman?”
“Saya ingin bertemu dengan Paman. Ada pesan yang akan saya sampaikan.”
Rahel kemudian mengajak Ya’qub ke rumahnya. Dari belakang, Ya’qub mengikuti. Rumah pamannya tidak terlalu jauh. Tak lama, mereka pun tiba.
Sampai di rumah, Ya’qub segera mencium tangan pamannya. Kemudian, ia memperkenalkan diri. Demi mendengar penuturan Ya’qub, sang paman segera menghambur. la memeluk erat keponakannya itu. Kerindu an begitu menggebu. Bertahun-tahun, mereka tak bertemu. mereka sangat senang. Air mata mereka berlinang.
“Kamu masih capek. Perlu istirahat Ayo, bawa barang-barangmu ke kamar,“ kata Laban. Tangannya menunjuk ke sebuah kama.
Ya’qub ditempatkan di kamar tamu. Salah seorang anak Laban disuruh mengantarnya. Sampai di kamar, Ya’qub membereskan barang-barangnya. Laban memperlakukan Ya’qub dengan baik. Seperti kepada anaknya sendiri. Ya’qub sangat senang. Rasanya seperti di rumah sendiri. la merasa betah.
Selang beberapa hari, Ya’qub meminta waktu untuk berbicara dengan Laban. la bermaksud menyampaikan pesan ayahnya.
“Ada apa, nih?” Laban memulai dengan sebuah pertanyaan.
“Saya ingin mengatakan sesuatu. Ada pesan ayah yang harus saya sampaikan.”
“Katakan saja. Tidak usah sungkan.” ‘Begini paman. Ayah ingin berpesan dengan Paman.”
“maksudnya?”
“Ya, saya dan putri Paman menikah,” Y a’qub merasa malu juga mengemukakan hal itu.
Namun, rasa malu segera hilang. Pasalnya, Laban setuju. la bersedia menikahkan salah seorang putrinya dengan Ya’qub. Tapi, ada syarat Sebagai maskawin, Ya’qub harus bekerja di peternakannya selama tujuh tahun. Ya’qub sepakat la menerima syarat itu dengan senang hati. Mulailah Ya’qub bekerja. Semangat, rajin, dan telaten mengurus ternak-ternak pamannya. Tidak mudah. Sebab peternakan pamannya ini sangat besar. Bahkan, terbesar di kota Fadan A’ram.
Ya’qub bekerja dengan senang hati. Pekerjaan berat tak dirasa menjadi beban. Akhirnya, tak terasa tujuh tahun telah sampai. Syarat telah dipenuhi. Waktunya untuk menagih janji.
Hati Ya’qub berbunga-bunga. Sangat senang. Tak lama lagi, ia akan menjadi menantu Laban. maka, ia pun menemui Laban. menagih janji dari sang paman.
Tentu, Laban tidak ingkar janji. Janji adalah janji.Harus ditepati. Oleh karena itu, Laban mengiyakan. Segera ia akan menikahkan Ya’qub dengan si sulung Layya.
Tawaran yang tidak tepat Bukan Layya yang diinginkan Ya’qub. Sebenarnya Ya ‘qub ingin menikah dengan adiknya, Rahel. Saat pertama kali bertemu, Ya’qub sudah tertarik kepadanya. Tambahan pula, Rahel lebih cantik daripada Layya.
Apa boleh buat. Tawaran pamannya tak mungkin ditolak. Ya’qub sudah merasa berhutang budi. Sang paman begitu baik kepadanya. Di samping itu, juga ada kebiasaan masyarakat yang harus dijunjung. Seseorang adik tak boleh mendahului kakaknya dalam menikah. Akan tetapi, di Pihak lain kecintaannya kepada Rahel demikinan besar. Paling tidak, ia harus mengungkapkan hal ini kepada Laban. Barangkali ada pertimbangan lain.
Ya’qub tak ingin memendam cinta. Keinginan itu lantas diutarakannya kepada Laban. la berterus terang ingin menikahi Rahel. Ternyata, gayung bersambut. Keinginan Ya’qub disambut baik. Sang paman memahami benar niat baik keponakannya ini.
Laban tak ingin mengecewakan Ya’qub. Baginya, Ya’qub sudah dianggap seperti anak Sendiri. Laban memberi jalan keluar. Disarankan agar Ya’qub menikah dulu dengan Layya. Setelah itu, barulah Ya’qub mempersunting Rahel. Dengan begitu, Layya tidak dilangkahi oleh sang adik.
Namun, supaya adil, Laban memberikan syarat yang sama. Ya’qub harus mengurus peternakannya selama tujuh tahun lagi. Syarat ini sekaligus sebagai maskawin pernikahan Ya’qub dengan Rahel.
Betapa senang hati Ya’qub. Ternyata, masih ada harapan. Tanpa pikir panjang lagi, syarat itu diterimanya. Tujuh tahun telah dilalui. Penantian kedua pun berakhir. Tak lama lagi, Ya’qub akan mempersunting sang pujaan hati. Sejak pertama kali bertemu, Ya’qub memang sudah jatuh hati. la tak bisa melupakan Rahel. Gadis ini memiliki arti tersendiri baginya. Jadilah Ya’qub mempunyai istri kakak beradik.

Melahirkan Para Rasul
Laban menghadiahkan dua budak wanita kepada Ya’qub. Kedua budak ini bernama Zulfa dan Balhah. Keduanya ditugaskan untuk membantu pekerjaan rumah tangga Ya’qub. Dari istri-istrinya itu, Ya’qub dikaruniai dua belas orang anak. Anak-anak inilah yang kemudian dikenal sebagai Bani lsrail.
Dari dua belas anak itu, ada dua orang yang diistimewakan. Mereka ialah Yusuf dan Bunyamin. Saudara-saudara Yusuf tentu saja iri hati. mereka tak bisa menerima sikap sang ayah.
Cukup beralasan kalau Ya’qub sangat menyayangi Yusuf dan Bunyamin. Keduanya lahir dari ibu yang sama, yaitu Rahel. Kelak Yusuf menjadi rasul dan pejabat di mesir. Tidak hanya Yusuf yang menjadi rasul. Yunus juga menjadi rasul. Yunus adalah cucu Ya’qub dari Bunyamin. Masih ada lagi yang menjadi rasul.
Yaitu keturunan Ya’qub dari Lawi dan Yahudza. Lawi dan Yahudza adalah anak Ya’qub dari istrinya yang bernama Layya. Dari Lawi lahir para rasul, seperti musa, Harun, llyas, dan Alyasa Sedangkanl dari Yahudza lahir beberapa rasul, yaitu Daud, Sulaiman,Zakariya, Yahya, dan lsa.

—oOo—
Read More..

No comments:

Post a Comment